Kamis, 28 Agustus 2014

CEMBURU


Mampu menyembunyikan cintanya bertahun-tahun, tapi gagal menyembunyikan cemburu barang sesaat. Wanita.

Kalau cemburu itu salah. Maka, cinta bukanlah rasa ingin untuk memiliki. Karena jika berharap memiliki, cemburu maka akan hadir dalam banyak peristiwa. Entah itu cemburu pada sesuatu atau seseorang. Kalau cemburu itu salah, maka Baginda akan memarahi istri terkasihnya Aisyah yang jelas-jelas membanting nampan di depan tamu, Tapi apa yang dilakukan beliau? Menyuguhkan senyum termanis seraya berkata, “Ibu kalian sedang cemburu.”
Marilah kita mengambil pencil warna untuk mengagaris bawahi, cemburu adalah suatu kebolehan. Ini bukan pembenaran, ini kebenaran. Cemburu itu sepenuhnya tanda cinta yang seolah ingin mengatakan dengan lugas, “Aku tak suka kau dengan orang lain. Kau harusnya tahu, aku takut kehilanganmu.” Oh indahnya cemburu dan dicemburui.
Tapi mengapa banyak sekali bersilangan pendapat yang mengatakan bahwa cemburu itu adalah racun arsenic yang suatu saat dapat membunuh sebuah hubungan. Apakah benar? Tidak bisa juga dikatakan salah. Karena dalam porsi tertentu, cemburu adalah menyiratkan “Aku tidak yakin bahwa kau mencintaiku.” Ini masalah trust. Masalah kepercayaan satu sama lain.  Dan cemburu dalam porsi berlebih dapat menjadi perusak kepercayaan.
Perempuan apabila cemburu, senjata andalan mereka adalah “Kau tidak sayang aku ya?” atau “Pilih dia atau aku. Pilih dia atau aku?” Dan kebanyakan yang ditanya begitu kebingungan. Salahku apa ditanya kayak begini? Inilah sifat perempuan yang harus disabar-sabari oleh laki-laki. Perempuan peka-nya heboh, lebai, hiperbola. Karena kalian tahu wahai laki-laki, ketika perempuan telah benar-benar mencintai seseorang, mereka akan setia sampai titik darah penghabisan, karena itu mereka takut kehilangan. Silakan dibold tulisan itu. He he.
Lalu bagaimana? Sepertinya tidak ada solusi. Saya tetap bersikukuh bahwa cemburu adalah benar. Karena yang salah adalah pengungkapannya. Bagaimana pengungkapan yang tepat? Duh, kok saya bagi-bagi tips yang begini he he. Tidak apa-apa sharing saja semoga bermanfaat.
1.      Jangan cemburu dengan marah, tapi dengan ngambek. Wkwkwkw. Apa bedanya? Beda! Bedanya kalau marah itu pakai emosi, kalau ngambek itu ada manja-manjanya gimana gitcu he he. Ngambek itu marahnya seperti tidak serius. Tidak mengolok-olok, tidak berteriak-teriak. Biasanya berupa wujud bibir yang lebih maju dan terkunci rapat alias manyun, ha ha.
2.      Cemburu lah tepat waktu. Eh gimana bisa ngatur-ngatur cemburu? Yaps. Dengan cara berpositif thinking. Jangan lah hanya masalah sepele lantas cemburu dan meledak-ledak, yang dicemburui akan gerah jika seperti itu. Cemburu lah ketika yang dicemburui tidak atau sedikit peluang untuk marah. Lah gimana? Jika yang dicemburui sedang bête, siap-siap lah akan diacuhkan. Mungkin Rasul bisa menghadapi Aisyah sedemikian manis, tapi belum tentu orang lain seperti itu.
3.      Jangan mengaku kalau cemburu. Oh ini so sweet sekali! perasaan-perasaan yang disembunyikan tapi sesuangguhnya kelihatan itu manis, bukan? Kalau yang dicemburui tetap tidak peka kalau kita sedang cemburu, kembali ke point satu, ngambek lah, ha ha.
Okay sekian, sekali lagi, cemburu itu adalah penyedap dalam suatu hubungan. Jika pas, akan menambah kenikmatan masakan, bukan? Jika berlebih hanya akan merusak lidah bahkan kalau terlalu sering akan merusak organ tubuh, hingga kelebihan yodium misalnya *emang iya, ngawur!. Tulisan ini seharusnya ditujukan pada mereka yang berrumah tangga, bukan konteks pacaran! BUKAN. Entah kenapa mala mini tergerak untuk menulis ini. Semoga bermanfaat J

Blitar, 27 Agustus 2014

2 komentar:

nhilal mengatakan...

sepertinya tips ini berlaku cuma untuk perempuan.... :-|

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

Bagaimana kalau versi laki2 pak mihlal yang nulis he he