Sabtu, 31 Desember 2011

Love isn't blind


Love isn’t blind
 terinspirasi dari membaca status teman – teman fb yang lagi musim galau, ---ntah mengapa kata – kata titi dije kini begitu popular---. Membahas dan merutuki cinta, atau yang beberapa kali tersakiti namun tetep lempeng – lempeng saja, atau juga yang dulunya cinta – cintaan menjadi musuh - musuhan. Memang dalam ilmu Psycho terdapat hukum pasangan berlawanan, menurut Suryadi Suryabrata, sesuatu yang berlawanan akan saling tergantikan, meskipun ini tak selamanya tepat. Contohnya, dingin-panas, malam-siang termasuk cinta-benci. Jadi ilmu klasik benci jadi cinta dapat dijelaskan secara imliah. Nah, disini mendapatkan suatu perkara, seringkali ke-blind-an love di –black sheap-kan.
Mengapa aku masih mencintainya meski aku tersakiti?
Mengapa aku mencintai, padahal ia tak mencintaiku?
Mengapa aku mencintai, padahal ia buruk untukku?
mereka sering mengadakan jawaban dengan say love is blind.
no matter what, love is pure. it’s absolutely right. yang salah bukan pada cintanya, tapi lebih pada pengkonsumsi cinta. Di dalam dada manusia, yang saya bingung tepatnya jantung atau hati, tapi feeling saya lebih ke jantung. selalu memperingatkan ketika cinta salah melihat, tapi siapa yang ngeyel? ya, mata kita (Ex__soalnya dia ganteng, soalnya dia atletis banget, because he’s so cool) ntu kan. Love has set on deep of heart, lebih sering mengatakan tetang kebenaran atau realitas, atau tentang nurani. Kalau dalam ilmu psyco (lagi – lagi) ada ego maupun super ego, kalau dalam deutsch bisa disebut Das Ich atau Das Euber Ich, yang mengendalikan jika nafsu yang bersifat memuaskan sementara memohon – mohon untuk dipenuhi.  Namun yang membuat mereka kalah dalam peperangan batin adalah telinga (ya ketika shetan – shetan mulai membuajuk dan merayu). Nurani sering kalah oleh presepsi dari sensori.
Bukti lain, ketika mereka sering mengatasnamakan “anything” adalah cinta. Padahal, belum tentu itu cinta. Indikasi cinta (menurut versi saya sendiri) adalah ikhlas. Eits…it isn’t means ikhlas yang itu – itu, cinta pada tempatnya bukan cinta karena ingin menguasai, tidak diselingi rasa egois, tidak menuntut ini itu, dan apabila terlanjur muncul akan sulit menghilang, bukan cinta satu malam.
So love isn’t blind, maybe love hasn’t eyes, but love can see on the darkness. it’s means that love always knows kindness and badness differently. Love always sets everything on the right place (nggak dholim). and a true love comes in the right man on the right place (kayak prinsip entrepreneur)
So, what should we do? first, sering2 deketin diri ke Tuhan (yaah….lagi lagi religiously. eits jangan sensi dulu sama yang ini) seperti firman Allah “Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya aku ingat (pula) kepadaMu” dengan gitu kan Allah akan lindungi kita dari cinta2 yang salah, lalu dengan dekatin diri pada Allah (ambil cintoh sholat), dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
next step, cobalah memaafkan. galau seringkali karena tidak ikhlas, ketika cinta kita tak terbalas, atau pun terkhianati, segala cara digencarkan untuk mengibarkan bendera perang, untuk menyakiti orang yang dulu pernah kita sayangi. padahal Rasul pernah berpetuah “Barang siapa yang diambil orang yang dicintai dan tetap bersabar, maka surge lah balasannya (Al Hadist).

Then, Disakiti masih cinta? nggak papa…nggak usah mencoba membalik kenyataan dengan ingin membencinya, tapi juga jangan mengharap cintanya berlebih. Tetap pelakukan dia dengan baik, pupuskan cintamu secara perlahan, treat him better,even if he treat you the worse (kok diposisi perempuan, yaiyalah saya cewe). kalau masih cinta pliss girl’s jangan hamburkan cintamu dalam pengabaiannya, mulailah menata hidup lebih realistis, tapi tetap perlakukan dia dengan baik. “Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang baik, maka tiba orang yang diantara kamu dan dia ada permusuhan, seolah menjadi teman sejati” ini Allah sendiri yang bilang melalui surat fushshilat ayat 34. nah, pasti percaya kan sama Allah.
Untuk pertanyaan mengapa aku tetap mencintainya padahal ia buruk bagiku. untuk yang ini lihat2 buruknya di bagian apa, kalau masalah fisik it’s never mind, belum tentu orang cakep baik hatinya. Tapi kalau masalah sikap, sifat dan temen2nya. Ingat fiman Allah yang saya lupa ayat dan suratnya, dan dicari – cari di Al Quran tetep nggak nemu2, pokok intinya. “Bisa jadi kau membenci sesuatu padahal ia baik bagimu, dan bisa jadi kau menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagimu.” nah…kalau masalah sikap, karakter, akhlaq yang tidak sesuai , saya saranin mending mundur dueh, jangan2 kita menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagi kita (nggak mau kan??)

sekian…maaf untuk kata2 yang mecotot kemana2. maklum saya bukan anak JBSI (Jurusan bahasa dan sastra Indonesia). semoga bermanfaat. ayooo…tebarkan cinta suci kita…he he he for the right man on the right place J Oia happy new year.