Sabtu, 13 September 2014

Laki-laki adalah Pengembara


“Kau tahu, Puteriku sayang. Laki-laki adalah layang-layang dan perempuan adalah benang. Tanpa perempuan, laki-laki tidak akan menjadi apa-apa. Di balik ketinggian (kesuksesan) laki-laki, ada kita dibaliknya. Puteriku, jadilah benang yang berkualitas terbaik. Buatlah layang-layangmu kelak terbang setinggi-tingginya. Karena setinggi apapun ia terbang, ia selalu terikat olehmu dan bergantung denganmu. Jagalah, agar ia tak putus dan hilang arah. Ingatlah bahwa layang-layang selalu ingin terbang tinggi.”

Saya mendapat quote di atas dari sebuah blog beralamat kurniawangunadi.tumblr.com, pertama baca saya langsung kesengsem dibuatnya, tentunya kesengsem sama tulisannya, bukan sama orangnya. Sama bukan tipe cewek yang bisa mudah kesengsem sama orang hanya dengan baca tulisannya #ngoooook.
Saya suka analogi di atas. Laki-laki ibarat layang-layang dan perempuan adalah benang, saling bergantung. Dan tentunya, laki-laki dan perempuan dalam konteks  ini adalah suami istri yang telah terikat pernikahan bukan pacar-pacaran, apalagi pacarannya di temlen twitter atau wall fb, idih. Bagi saya, laki-laki adalah musafir. Mereka pejalan jauh, mereka kadang kita temui sendiri, atau dalam barisan. Yang jelas mereka suka bersinggah, dalam artian mereka berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain sebelum akhirnya memutuskan menetap karena menemukan ruang tinggal yang nyaman.
Inilah mengapa banyak kasus pacaran, laki-laki sering di-cap playboy. Karena perlu kita tahu, berarti mereka belum menemukan tempat tinggal yang nyaman. Dan khasus ini, ruang tinggal yang nyaman adalah keluarga, dengan pengikatnya tentu saja pernikahan. Sebelum menemukan itu, saya percaya laki-laki adalah pengembara. Ia mungkin singgah sebentar ketika menemukan tempat yang nyaman, tapi tidak ada yang mengikatnya untuk berhenti kecuali pernikahan.
Saya percaya, mencintai laki-laki sebelum ada keterikatan adalah suatu hal yang semacam menjudi-kan perasaan. Jadi ketika itu terjadi, kita harus berhati-hati, berharap-harap cemas dan terus berdoa, agar ia tak mengembara ke tempat lain.  Kalau kita beruntung akan berujung pernikahan, dan jika tidak hanya akan berujung penyesalan atau peratapan.
Tulisan ini bukan saya kemudian men-judge laki-laki itu tidak setia, santai men santai! laki-laki bisa tetap saja setia (dalam pacaran), dia tidak selingkuh, tapi perhatikan, mungkin dia mempunyai hanya seorang kekasih, tapi berapa teman dekat yang ia suka untuk bercanda dan tertawa bersama? Apalagi kalau lagi ada masalah dengan sang kekasih, aaaiiihh jarang ada laki-laki galau cerita dengan teman cowok mereka.
Karena itu teman-teman perempuanku, mencintai laki-laki sebelum ia sah menjadi suami kita itu hal yang penuh resiko. Dan ini tentunya bukan sebuah nasehat, ini hanya apa kata saya. Ada banyak perempuan yang rela menantang hal yang banyak resiko sakit hati dengan mencintai laki-laki sebelum pernikahan, itu hak mereka dan saya menghormati. Jatuh cinta memang sesuatu yang tidak bisa dilarang, cinta memang datang bukan untuk dilarang, tapi bisa dikelola. Ingatlah, laki-laki adalah pengembara, hanya pernikahan yang membuat mereka berhenti.

Blitar, 1 September 2014

4 komentar:

Danni Moring mengatakan...

bukan maksud membela sih..hehehe tapi bukannya juga banyak wanita yang mempunyai sahabat laki-laki yang sangat dekat ? makan bareng berdua, curhat, boleh dibilang kadang mereka pun bisa jadi bingung judulnya "sahabatan" tapi selayaknya orang jatuh hati baik disadari ataupun engga..yang punya pacar pun bisa jadi, wanitanya curhat ke sahabat laki-lakinya..ibarat minta ketenangan hati, mengingat wanita kan lebih suka ditenangkan hatinya..

hehehe sok tahu ya :D maaf..

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

Nah! Tulis dong Dani, perempuan adalah...... :D

Keduanya mgkn sama2 pengembara terutama sbelum menikah :3

Unknown mengatakan...

Jadi jangan salahkan laki2 kalo punya banyak selingkuhan sewaktu masih pacaran hehe

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

Nah lho.... jgn mau wahai para perempuan diajakin pacaran, suruh nikahin :P