Sabtu, 13 September 2014

Hati-hati dengan Blogger


*reka peristiwa*
Dua orang asing di depan saya lagi ngobrol
x : Hati-hati kalau mau ngapa-ngapin, banyak blogger berkeliaran
y : Maksudnya?
x : Mereka itu suka ngamati sesuatu, nah kalo ada yang unik menurut mereka, langsung aja mereka komentarin panjang lebar di blog-nya. Kamu nggak mau jadi obyek yang dikomentarin di tulisannya, kan?
saya (dalam hati) : wkwkwkwk ini pun bakalan tak jadiin tulisan. Makasih ya Guys inspirasinya

Saya baru sadar, ternyata kerjaan blogger-blogger adalah komentarin hidupnya orang. Apalagi yang domainnya gratisan :P . Saya tidak menyalahkan, karena saya-pun begitu adanya. Kehidupan orang lain selalu saja mudah membuat kita terispirasi. Tapi bagusnya, blogger-blogger yang saya temui masih menggunakan kode etik alias menyamarkan nama obyeknya.
Percakapan dua orang asing di atas membuat saya mikir. Bener juga ya, jangan-jangan pada waktu tertentu ada yang mengamati tingkah aneh saya diam-diam terus dijadiin bahan tulisan buat dikomentarin, waaah X_X. Kan, jadi pikir-pikir kalau mau ngupil sembarangan, nanti jadi bahan tulisan yang judulnya “Cewek berjilbab, di sepotong senja dan sedang menggupil di stasiun.” Waaah enggak banget kayaknya.
Jujur, saya lumayan sering melakukan aksi ngomentarin orang asing seperti ini. Terutama yang sering riwa-riwi di stasiun atau di dalam kereta. Untunglah diantaranya kemungkinan tidak membaca blog saya dan ngerasa melaporkan ke polisi, terus saya menjadi tranding topic kayak Florance. Tidaaaaaak. Bisa hancur masa depan saya !
Tapi tentulah, saya komentarinnya tentang kalau ada udang di balik rempeyek, artinya saya enggak ngomongin keburukan mereka dan menjelek-jelekkan mereka. Saya suka menulis sesuatu kalau saya kagum sama orang itu, nyariin tiket kereta misalnya, atau jinjingin ransel saya yang berat (yang sejauh ini belum ada :D ).
Kehidupan manusia memang seperti ini dan tidak bisa kita pungkiri, kecuali kalau kita mau transmigrasi ke bulan. Kasih komentar dan dikomentarin, itulah seninya menjadi manusia. Asal semua sesuai kaidah. Dan ini sah-sah saja bagi saya, mengomentari untuk menjadi tulisan kalau itu sesuatu yang baik bisa dicontoh yang lain, dan yang buruk bisa dijadikan pelajaran. As simple as that.
Ini sekalian mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam bertindak apa pun, terutama di tempat umum, misalnya, janganlah tidur sambil nganga lebar sampe bola kasti pun masuk, atau nyerobot antrian lalu teriak-teriak “Gue buru-buru.” Itu hal yang sungguh memancing para blogger untuk dijadikan tulisan.
Terakhir dan yang paling penting, blogger adalah manusia, dikomentarin manusia tidak berefek apa pun jika kita tak ambil hati, kan? Tapi ada yang lebih suka banget ngamati kita-kita, yang kepo banget aktivitas kita apa saja, dia juga penulis, penulis amal baik dan buruk yaitu Rakib dan Atid. Semoga kita lebih berhati-hati karena itu. Karena dikomentarin manusia tidak ada apa-apanya dibanding dinilai baik-buruknya di mata Allah.
Waallahu’alam

Blitar 6 Sepeteber 2014

8 komentar:

Unknown mengatakan...

inspiratif :D, jadi pengen nulisin hidupnya orang itu :D

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

Iya Aris, tulis aja haha. terimakasih kunjungannya yaa

Sehat Itu Mantap mengatakan...

hahaa bener banget, saya juga sering terinspirasi dari suasana sekitar buat bahan ngeblog :D

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

Iyaa :D

Anonim mengatakan...

Wah.... super sekali. Baru nyadar :D

PELAJAR SANTAI mengatakan...

namanya juga blogger apa aja bisa jadi bahan, termauk diri kita sendiri :D

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

Haha iyaaa

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

Beruntunglah kita wahai para blogger, menjadi raja setidaknya di domain sederhana milik kita :3