Jumat, 22 November 2013

aku cinta, dan aku tumbuh dengannya (2)


Kalian pernah mendengar kalimat “Kata-kata cinta itu omong kosong”.  Justru bagi saya, kalimat itu lah yang omong kosong. Memang benar adanya ketika cinta itu adalah berbuat. Tapi, hey apakah berkata  itu bukan berbuat. Hihihi kenapa saya jadi terkesan sewot ya?  Bukan-bukan. Maksudnya, ayolah buka hati untuk menerima kata-kata. Bahwa sebenarnya tidak ada kegombalan di dunia ini. Hanyalah kecerdasan kita menerimanya saja.
Karena di didik dari keluarga yang ekspresif, sejak kecil bagi keluarga kami sudah biasa saling mencium pipi atau memuji. Kemudian menjadikan saya menjadi ekspresif pula, saya menyukai keindahan kata – kata, sama porsinya dengan menyukai indahnya perilaku yang merupakan perwujudan dari sebuah kata-kata. Mungkin kalau kalian mengenal saya baik, kalian akan sering mendengar, dimana saya akan mengatakan “Ukhty, cantik hari ini.” atau menjawab pertanyaan “Ngapain kesini ukh?” dengan “Kangen kamu Ukh.” hehehe mungkin mereka dan kalian atau siapa pun mengiranya saya spesies penggombal sejati. Tapi, saya rasa tidak sepenuhnya. Karena bagi saya, mendengar saya mengucapkan itu dan kalian memanyun – manyunkan mulut, atau berkata “Preeeettt.” panjang. Menghadirkan kebahagiaan tersendiri bagi saya.
Saya menyukai pola kata-kata begitulah saya menikmati sastra. Saya bahkan jatuh cinta berat dengan sebagian besar karya Sapardi Djoko Damono. Saya menyukai Hujan bulan Juni, atau Yang Fana Adalah Waktu atau Pada Suatu Pagi Hari. Puisi sederhana begitu menyentuh. Coba bayangkan, seseorang yang anda cintai dan ia mencintai anda suatu waktu mengatakan “Dengan memilikimu aku tak pernah merasa miskin, karena bagiku, kamu adalah harta karun terbesar yang pernah kumenangkan.” Seperti yang dikatakan Santiago pada Fatima dalam novel Al-Kemis nya Paulo. Bayangkan bayangkan coba gimana? Seseorang itu berkata di depanmu, dengan mimic muka yang sangat serius. Saya yakin, anda akan membeku lebih keras dari stalaktit atau stalakmit :D .
Karena itulah, cinta adalah separuh perbuatan, dan separuhnya lagi perkataan. Kata-kata ringan yang tulus akan mampu mengobrak-abrik tatanan hati pria berhati beku. Karena itulah, sastra itu lembut menyentuh. Tapi jangan samakan dengan kepalsuan memang. Sastra tidak ada yang palsu. Karena sastra itu tulus, yang palsu adalah manusia.
Saya berkata begini bukan untuk memperluas gerakan penggombalan loh, hanya saja ingin mengajak banyak orang menikmati kehidupan dengan cara sederhana, salah satunya, berbahagia hanya dengan kata-kata. Atau bisa jadi, saya berkata begini karena saya belum pernah menjadi korban penggombalan atau PHP (Pemberi Harapan Palsu). Hehehe bisa jadi bisa jadi. Karena itu, Bedakan dengan cerdas dalam bersastra. Bisa jadi, anda korban gombal karena mudah digombali, hehe.

Tidak ada komentar: