Rabu, 26 Desember 2012

Hati hati dengan Hati



Segera kan ku jemput,
engkau bidadari, bila tiba waktu
ku temukan aku
ya Illahi Rabbi kerasku mencari diri
sepenuh hati.”

hari ini acara kita adalah resensi lagu (sejak zaman apa ada resensi lagu ----___----“ ). Di atas adalah potongan lagu dari Seismic, berjudul menjemput bidadari. Kemudian di bawah ini adalah Lirik indah dari Edcoustic berjudul Nantikanku di Batas Waktu.

Di kedalaman hatiku
tersembunyi harapan yang suci
tak perlu engkau menyangsikan
lewat kesalihanmu, yang terukir menghiasi dirimu
tak perlu dengan kata2
sungguh walau ku kelu tuk mengungkapkan perasaanku
namun penantianmu pada diriku jangan salahkan
kalau memang kau pilihkan aku
tunggu sampai aku datang..
….”

Ada yang ingin berkomentar??? Jika tidak ada, saya akan berkomentar sendiri. emmm apa ya hehe. Sebenarnya saya sedikit tidak enak hati membahas ini. Tapi nggak nahan buat nulis. Ya sudah lah.
Apa yang akan dirasakan seorang perempuan mendengar lagu itu. satu kata yang menurut survey pikiran saya akan sering muncul adalah harapan, betul? Entah apa yang diniatkan si pengucap tapi berbedalah terkadang tanggapan dari si penerima ucapan.

Pernahkah kita mengira, jangankan kata – kata yang gamblang seperti di atas, sapaan atau setarik senyum pun dapat diartika berbeda. Terutama pada sesema operator yang sms atau telponya lebih murah *apa sih.
Yah itu lah hati, ada yang bilang hati itu buta, terkadang ada benarnya. Bukan karena tak punya mata tapi karena hati manusia terkadang tulalit, nggak nyambung. Tapi sebenarnya yang salah bukan pada hatinya. Tapi pada sang subyek, terkadang lalai atau sengaja melalai. Terkadang kalau dipikir – pikir, tidak ada asap kalau tidak ada api, jadi hati bergejolak –cieeh—pasti juga ada yang memicu.
Yah manusia, niat terkadang tak sesuai dengan tindakan, bilangnya A yang muncul C. Maka hal yang dapat diambil dari dua lagu diatas adalah jangan memancing perasaan jika tidak ada rasa. Jika kita menjaga hati manusia lain, Allah pastilah akan turut menjaga hati kita pula.

Ya Muqallibul Qulub, Thabbit Qulubana ‘Ala Dinik.”

Tidak ada komentar: