Jumat, 19 September 2014

loving this job


Besuk adalah weekend kedua, dan minggu depan adalah minggu ketiga saya bekerja. Bekerja? Cieee kerja ciee. Tapi anehnya saya enggak merasa bekerja, haha. Dua hari hari terakhir ini,  adalah hari-hari pertama saya dibiarkan pegang sendiri sejak saya resmi menjadi terapis di sebuah rumah terapi autism anak di kota saya tercinta, Blitar. Meskipun masih menerapi anak dengan gangguan ringan tapi lumayan kagok alias nderedeg. Kemarin saya memegang anak Slow Learner, hari ini Reterdasi mental dan AVT (Audio Visual Theraphy). Meskipun sering nyontek selama prosesi, Alhamdulillah lancar.
Sejauh minggu kedua ini, saya suka pekerjaan saya. Saya suka suasana tempat terapi yang kondisinya ‘Psikologi’ banget. Bukan karena kebanyakan memang orang-orang Psikologi, tapi karena budaya di dalamnya. Banyak orang Psikologi yang kurang bisa memaknai cara bergaul dengan sesame. Di tempat kerja saya, asas yang dijunjung tinggi adalah penghargaan. Jangan coba-coba ngrasani alias nggosipin kejelekan teman kalau tidak mau kena tegur ketua terapis. Saya bilang begini karena memang sudah ada contoh kasus.
Pertama masuk kerja saya dibikin terharu karena semua terapis mau pakai seragam yang seharusnya dipakai hari rabu demi menyamakan seragam dengan saya karena seragam saya yang hari senin belum jadi. Istilah mudahnya, mereka semua ngakrabi, tidak membuat saya sungkan. Dan meskipun saya berungkali salah, cara kasih tahu saya pun tidak bernada nggurui sehingga saya lebih mudah menerima.
Semoga ini bukan hanya di awal. Semoga pekerjaan ini terus menyenangkan. Belum-belum, saya sudah mendapat banyak PR, dan diantara tugas yang paling sulit adalah belajar mbentak peserta terapis yang masih anak-anak. Haha ya awalnya saya ndak tega bentak mereka. Muka mereka lucu, meskipun salah tetep saja saya pengen ketawa. “Bu Futri, dengan anak ADHD (Hiperaktif) dan Autis kalau kita tidak bentak, kita tidak direken.” Jadi saya mulai belajar bisa bentak mereka kalau mereka salah. Intinya harus tegaan, karena mereka sedang belajar. Pembiasaan dan pemaksaan yang membuat mereka merubah perilaku.
Banyak sekali ilmu yang saya dapat. Dan sepertinya ilmu teoritis di kampus belum ada apa-apanya dibanding praktek nyata seperti ini. Saya senang meskipun diberi tugas buka dan baca lagi buku materi, bikin laporan observasi. Tapi overall, pekerjaan ini menyenangkan.

23:09
Blitar 19 September 2014

Tidak ada komentar: