Rabu, 19 Desember 2012

Sister for Sale!!!! -haha itu dulu-

-->
Dulu aku ingin menjual adikku seperti ini

“Hai adik tetangga” kataku menggodamu
“Hai kakak palsu” sautmu.
“Hai njela…sana pergi ke rumah tetangga.  pergi anak tetangga. pergi anak tetangga. hahahaha.” aku mencibir memainkan lidahku menggodamu.
“ibuuuuuk. Mbak Njleput nakaaal huhuhuhu” kemudian kamu menangis kea rah ibuk . Lalu aku sembunyi di belakang pintu.

Hahahaha. Kau boleh tertawa sekarang. Aku tak kan menggodamu lagi. Kau, monster perusak rumah mainanku, empat belas tahun lalu aku terkejut, mengapa kau yang datang. Aku selalu minta pada Allah adik laki – laki. Hahaha. Kenapa kau yang datang.
Aku selalu berpikir ibu lebih sayang padamu. Dan kau selalu berkata padaku “Kau beruntung jadi anak kesayangan ibu.” kita aneh. Ya kita aneh, di saat orang –orang selalu rukun dengan adik atau kakak mereka. kenapa kita selalu sibut bertengkar. Tentang siapa yang akan menyiram bunga, tentang kaus kaki ku yang kau hilangkan satu, tetang siapa yang akan melipat selimut. hahaha. Sehingga ketika waktu kau bilang kau rindu aku. Aku hampir pingsan. hehehe
Hari ini kau ulang tahun ya…aku tidak menyangka, vitamin yang disiramkan ibu padamu lebih manjur sehingga kini kau membesar melebihiku. Dulu sewaktu kecil, saat kita berebut perhatian abi, aku pasti yang akan menang. Karena kau kecil. Tapi monster, ah kenapa kau lebih cepat tumbuh. Aku tak bisa lagi menganiayamu dengan mudah sekarang.
Ah, terkadang, kau sangat menyebalkan. meminjam sandalku dan pulang –pulang tinggal satu, kau meninggalkan bungkus ciki di kamar kita, kau meninggalkan jemuran basah di dalam mesin cuci sehingga membuatku harus rela menjemur pakaianmu yang berjibun. Tapi kau, aah…kau merapikan kamar yang terbiasa berantakan itu ketika aku pulang. Membelikanku bakso goreng sepulang sekolah. Kau telah menungguku di atas bebek putih itu  setibaku turun dari atas bis. Ahh…kita selalu bertengkar tapi kita saling melindungi dengan sembunyi – sembunyi.
Dulu aku berpikir, kalau saja ada penjual bayi, aku akan menjualmu karena aku malas menjagamu yang suka berkeliaran di rumah tetangga. Tapi kalau saja dulu aku jadi menjualmu, tidak akan ada adik perempuan yang kugodai saat ia mulai belajar dandan. Tidak ada teman join jilbab. Tidak ada sekutu dalam rangka merayu abi untuk wisata keluarga ke tempat – tempat indah. Untunglah… hehe
Kau tumbuh, lebih baik dari aku. Kau tumbuh di saat abi telah lebih mampu berdiri, sehingga membaiklah karena itu. Kakak tidak terlalu bisa membuat abi bangga, buatlah abi bangga lebih dari yang kakak lakukan. Kalau pun kau harus merantau lebih awal. Pergi lah, dunia luar itu begitu indah. Kau akan menemui warna pelangi tak sekedar mejikuhibiniu. Indah…gapailah mimpimu sayang. Kau lebih siap amunisi daripada kakak, kalahkan musuhmu, jangan biarkan hal – hal remeh mengalahkanmu. Cinta…ah simpan dulu itu, biar ia tumbuh seperti teratai, tersembunyi namun sangat indah. Orang – orang akan tercengang saat melihatnya kemudian.
Barakallah fii ‘umrik, uhibbuki fillah ya ukhty…
Mari bersama – sama membawa keluarga kita menuju surga.
amin :))

Dear : Nala Nafilata Fadilah
Sincerely : Me, Your old Sister, Futri
Nala & me


Tidak ada komentar: