Minggu, 23 Maret 2014

Skripsi (jangan) Alihkan Duniaku


Karena Kesuksesan adalah kesabaran dalam bertahan, Keep going Skripsi, Don’t quit, Don’t quit –Tulisan di screen netbook

Yua, Yuanita teman kelas sebelah suatu hari heboh sendiri ketika pinjam netbook saya. “Hahaha segininya ya mahasiswa tingkat akhir.” Katanya seolah kalau dia itu maba. Dia barusan lihat desktop background Sammy (nama netbook saya) yang bertulis kalimat di atas. “Iye, mau gimana lagi, siapa yang menyemangati kalau nggak kita sendiri.” Jawab saya. “Hahaha sama kok, aku juga gitu di tempel di tembok-tembok, di notes bb, di laptop, ohh skripsi, skripsi, dan skripsi, bangun tidur lihat tulisan itu, mau merem juga, udah kayak teroris aja kita dikejar-kejar begini.” Lanjutnya kemudian, saya hanya bisa menjawab dengan senyum palsu.
Hidup mahasiswa tingkat akhir tapi imut emang kayak begitu. Kita dipaksa jatuh cinta dengan sesuatu yang kita nggak ngerti siapa ‘mereka’. Menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan ‘mereka’, dimana-mana tertulis tentang ‘mereka’. Dan orang-orang yang kita temui kompakan untuk senantiasa menanyakan bagaimana kemajuan hubungan kita dengan ‘mereka’ dengan mengatakan “Udah nyampe mana hubunganmu dengan skripsi?” atau pertanyaan tega banget lainnya seperti “Kapan lulus?” yang hanya kita jawab dengan permintaan doa.
Saya heran, sebegitunya ya pesona skripsi hingga nyaris mengalihkan dunia kita. Terkadang, ketika beberapa aktivitas kesukaan saya seperti baca novel atau blog walking terbengkalai demi ‘mereka’, saya merutuk sedikit dramatis “Ya Allah mengapa tercipta skripsi di dunia ini?” -_- *jangan ditiru di rumah
Skripsi sebenarnya tidak sulit, kita dan dosen yang bikin sulit. Saya menyimpulkan ini ketika bimbingan dengan seorang dosen penguji yang apabila namanya tidak disamarkan adalah Bu Damajanti. Fyi, saya revisi proposal skripsi empat kali kepada beliau, di revisi ke empat menjelang acc beliau bilang, “Sebenarnya saya bisa saja acc ini kemarin-kemarin, tapi kalau nggak gitu kamu nggak kesusahan, mahasiswa itu harus susah payah biar tahan banting, dan hobi saya adalah menyusahkan mahasiswa hihihihi *ketawaperi*” Lagi-lagi, saya hanya tertawa kecut.
Memang benar, kalau misalnya berjalan mulus-mulus mah bukan skripsi tapi jalan tol. Saya jadi ingat kata-kata Yosua, “Ya wajarlah kita kesulitan bikin skripsi, kita kan mahasiswa, kalau langsung bener dan mudah berarti kita bukan mahasiswa, tapi dosen.” xoxoxo bisa jadi bisa jadi.
Yang saya sayangkan ketika skripsi melanda adalah kita menjadi berpindah dunia, berpindah hati, atau parahnya berpindah kepribadian *lebai. Maksud saya, kita menjadi bukan menjadi diri kita ketika diserang skripsi, apa lagi kalau masuk gabungan PKS (Paksa Kebut Skripsi, red) kita menjadi menjadi amnesia, lupa teman, lupa tanggungjawab lain *jleb. Padahal dan padahal, okay skripsi penting, penting sekali bahkan. Salah satu bukti keseriusan, bukti kecintaan, dan bukti-bukti lainnya kita sebagai anak pintar dan baik yang cepat lulus.
 Tapi ! yang kita sering abaikan adalah skripsi menyedot semua waktu, mengalihkan dunia kita, merampas ruang-ruang orang yang biasa kita bersama mereka. Padahal lagi, skripsi lulus habis itu sudah, sedang banyak pengalaman yang seharusnya terjadi yang mungkin saja bisa menjadi bekal kita seumur hidup, bisa merubah kita menjadi mahasiswa lebih baik dengan sisa waktu di kampus. Tapi skripsi…hiks hiks…dia merampas semuanya.
Saya menulis ini di Pasuruan saat menjalankan tugas negera -biar-kedengeran-berat- yaitu melancarkan PKM (mengajar buta aksara), capek mikir dan mengerjakan skripsi, biasanya seperti ini yang saya lakukan, selain mengingatkan diri dan mengusir jenuh, bukan berarti saya menghimbau atau menginspirasi untuk mengabaikan skripsi, tapi jangan sampai skripsi justru menghalangi kita dari melakukan banyak hal yang bisa jadi bermanfaat bagi seumur hidup kita. Skripsi itu, dikerjakan saja, bukan kah skripsi yang baik adalah yang selesai (Anies Baswedan). Ingatlah perjalanan seribu batu dimulai dari satu langkah, maka skripsi kerjakanlah..kerjakanlah… *orasi ^^

Pasuruan, 23 Maret 2014

3 komentar:

Fandhy Achmad R mengatakan...

kuliah tanpa skripsi ibarat mandi tanpa air dan sabun, sama aja bohong -__-
tiap hari mikirin skripsi sudah jadi kebiasaan, hidup mahasiswa akhir! Hidup skripsi!

Fandhy Achmad R mengatakan...

"wajarlah kita kesulitan bikin skripsi, kita kan mahasiswa, kalau langsung bener dan mudah berarti kita bukan mahasiswa, tapi dosen " aku suka kata-katanya :)))) hidup skripsi!

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

Smangat mengerjakan skripsi Fandy !