Minggu, 22 Desember 2013

Ibuk, Apa Kabar? Aku Baik


Buk, apa kabar? Aku baik.
Ada hal yang sukar kujelaskan. Sekarang saat usiaku bukan kanak-kanak lagi. Aku malu untuk menelponmu lalu mengatakan selamat hari Ibu dan mengirimkan bingkisan seperti yang biasa kulakukan tahun-tahun sebelumnya. Aku malu begitu saja, karena tiba-tiba aku sadar. Jangan-jangan bukan hal itu yang sebenarnya kau harapkan dariku, bukan sekedar bingkisan berisi jilbab atau kalimat sayang melalui telepon. Ada sesuatu yang pasti kau sembunyikan dari setiap anggukanmu atas setiap permintaanku, ada harap disana. Kau ingin melihatku melakukan hal yang membanggakan hingga dengan itu kau akan menangis bangga dan mengatakan “Dia anakku. dia anakku.”. Tapi kau diam Ibu, kau tak mau membebaniku dengan inginmu. Sehingga terkadang, ketika aku gagal kau akan tersenyum lalu mengatakan “Tidak apa-apa, lain kali pasti bisa.”
Ibu, saat ini aku hanya mampu berucap maaf. Atas banyak salahku mengecewakanmu. Atas kurang usahaku membanggakanmu. Maaf Ibu. Terimakasih untuk segalanya. Meski tanganmu sekarang tak sekuat dulu. Meski rambutmu memutih. Bagiku, kau lebih besar dari apa pun, dan lebih kuat dari siapa pun. Selamat Hari Ibu.


Tidak ada komentar: