Minggu, 07 Juli 2013

Desau

Aku tak peduli
sama tak pedulinya rintik hujan dengan riak2 sungai yang berdesak – desakkan di bawah sana
sama juga tak pedulinya dengan perasaan apa yang kau punya untukku..
Aku tak peduli berapa banyak aku menulis surat dan tak terbaca untukmu, aku akan tetap menulis.
Terkadang ketika hujan menyita kita untuk duduk lama – lama di bawah pohon quince kesayangan, aku ingin mengatakan dengan berani. Bahwa sulit sekali mengerti rencana Tuhan. Dia selalu membuatmu lebih hebat untuk melindungiku. Kenapa?. Tapi selanjutnya aku mengingat. Bukan kah aku mengagumimu untuk tidak peduli bagaimana perasaanmu.
Aku memang tidak peduli, aku setia menungguimu di bawah bulan ke tiga belas yang indah, sama setianya matahari terbit dari ufuk timur, meski kemudian ia harus berjalan ke ufuk barat untuk tenggelam. Aku akan selalu datang lagi besok.
Aku tidak peduli berapa lama dengung tawa anggrek bulan tentang perasaanku, aku hanya tak peduli sekarang. Yah, hanya sekarang. Bukan karena aku takut untuk melihat wajah memerahku yang menahan malu, bukan. Bukan pula untuk tak sanggup  bahwa aku akan mendengar rasa yang kau punya berbeda. Aku hanya takut satu, kemarahan Tuhan. Aku menulis ini sembunyi – sembunyi lalu berharap malaikat sedang lalai mengawasiku, meski itu percuma. Aku takut Tuhan marah padaku, atau Tuhan marah padamu karena aku. Aku takut menjauhkanmu dariNya. Aku takut itu.



Surabaya, 06-07-13

Tidak ada komentar: