Minggu, 13 Januari 2013

Musim Semi ke-2


Musim semi kedua
Aku masih terkejut akan hawa musim semi tahun lalu .Mama bilang musim semi ini akan berbeda, lebih mengejutkan. Ternyata benar, kejutan itu bahkan masih terasa hingga saat ini. Saat aku masih menjadi kuncup merah muda bersama tulip – tulip yang lain. Pada sepetak lahan di bawah pohon elm. Kata Mama, Cattleya bukan teman yang menyeramkan, tapi bagiku ia lebih menakutkan daripada Ravenna –imajiku selalu buruk-- . Bagimana aku bisa tumbuh membaik bersama mereka, aku belum memikirkannya.
Aku selalu begini jika suka sesuatu. Aku suka warnaku yang mulai memerah. Tapi musim semi tahun ini datang dengan aneh membawa warna aneh pula. Mereka membawa bayang entah hitam entah kuning, tak beitu jelas. Yang jelas, aku sulit menyukai apa yang belum ku kenal.
Aku ingin cerita padamu bagaimana aku berusaha beradaptasi melewati beberapa musim yang begitu asing tahun lalu. Musim - musim yang mengajariku arti berkeringat ketika musim panas dan benar – benar membeku demi musim dingin. Tapi diantaranya, aku beroleh banyak kekuatan, Kekuatan yang tak kudapat saat aku bersembunyi di dalam selimut kelopak Mama. Aku  suka tulip merah seperti warna kami. Aku suka ketika warna merah mudaku kian melegam. Mama bilang ini warna yang paling ditakuti dari semua warna.
Musim semi ini, aku dan beberapa tulip lain harus berusaha lebih keras. Menjaga warna kami agar tetap merona merah. Mengeraskan tangkai agar berdiri lebih kokoh. Bukan, bukan hawa musim semi yang patut kami salahkan. Hanya kami terkejut, musim semi kedua datang lebih awal dan menyentak.
Aku hanya berharap, aku dan beberapa tulip merah lainnya kian tumbuh mewarnai petakan lahan ini, tanah di bawah pohon elm. Menebar aroma untuk mengetuk jendela pagi –pagi buta. Mewarnai sepanjang Eaststreet dengan gerombolan tulip merah yang indah. Tulip merah selalu indah jika mereka bersama.  Aku dan beberapa tulip merah lainnya hanya sepotong episode musim semi. Kali ini musim semi kedua kami. Allah mungkin akan membuat warna kami lebih indah musim ini. Tapi caraNya, selalu mengejutkan kami.

*Salam Rindu untuk tulip – tulip merah. Aku pasti merindukan aroma kalian pagi – pagi mengetuk jendela kamarku. Jaga warna merah kalian. Selamat Musim Semi!

Tidak ada komentar: