Rabu, 20 Agustus 2014

Siapa Gadis Dalam Cermin Itu?

Who is that girl I see staring straight back at me
When will my reflection show who I am inside
(Christine Aguilera, Reflection)

Pagi ini ku tatap cermin sedikit lebih lama. Biasanya juga lama, ini lebih lama lagi. Kata Ibuk, Ayah, Embah, Budhe-Budhe atau orang-orang yang mengenalku sejak kecil, aku suka bercermin. Aku suka bercermin sambil berbicara menirukan gaya artist di televisi, ah masak aku secentil itu (dulu)? haha.
Tapi sekarang tentu tidak seperti itu (kalo lagi sama orang :P ). Pagi ini aku tatap gadis di dalam bayangan itu. Siapa gadis di dalam cermin yang menatapku penuh senyum itu. Senyumnya, tatapannya, sama (kekanakan, haha). Lalu kueja namaku sendiri, Futri Zakiyah Darojat, S.Psi. Ada empat huruf tambahan di belakang yang membuat beda, yang sejujurnya bukan itu yang memberi pengaruh apa-apa.
Kutatap lagi gadis itu, lalu kukatakan “Kamu telah melalui banyak hal, Gadis. Kamu hebat!” Kalau bisa, aku ingin memeluknya. Lalu kuberi saja dia senyum, dia turut senyum. Gadis di dalam cermin telah melalui banyak hal. Hari ini aku ingin berterimakasih padanya.
Terimakasih untuk pernah setegas itu akan hatimu. Terimakasih untuk percaya, patah hati bukan masalah apa-apa, dan benar kamu melaluinya. Aku tahu, kemarin itu tidak mudah, kemarin kalau bisa aku ingin datang padamu, memberi pelukan terhangat dan senyum terlembut. Lalu meyakinkanmu, semua akan baik-baik saja. Tapi, aku hanya bisa menatapmu dalam hati yang turut menangis dalam harap, Tuhan akan membuat semua lebih mudah.
Aku tahu, kau memiliki sifat keras kepala yang sering kau tekan. Tentang mengingini sesuatu, dan kau sering menyerah karenanya bukan karena tak ingin lagi, tapi tak ingin membuat seseorang yang kau cinta terluka. Kau berhasil membanting kemudi berbalik, meski langkahmu terseok, tapi kau segera sadar, kesasar tidak boleh jauh-jauh, tersesat jangan lama-lama. Tapi Gadis, itulah yang membuat hidupmu penuh warna, itulah yang membuatmu memiliki tumpukan referensi dalam bertindak, dan itulah yang membuatmu memiliki kenangan untuk ditertawakan setidaknya.
Gadis, kau boleh berhati-hati, tapi jangan takut melangkah. Aku suka analogi hidup tengtang dandelion milikmu. Aku tahu kau bukan apa atau siapa-siapa, atau harum dan menawan seperti rangkaian bunga yang lain, aku tahu kau sedang memulai, sedang belajar atas jauh ketertinggalan, sedang memaksakan diri untuk merekah di bawah matahari dan belajar untuk terbang, meski kenyataannya tak satu pun sayap kau punya. Bersabarlah gadis, sebatang pohon akan datang menemanimu, melindungimu, dan kau akan memberinya keindahan.
Kau berbeda sekarang, Gadis. Kau suka mempertimbangkan lama-lama ketika memutuskan, meminta fatwa hatimu dan mencoba mendengar pertimbangan Tuhanmu. Teruslah melangkah. Tak masalah wajah dan senyummu tetap kekanakan, tapi hati dan pikiran jangan. Kau harus mendewasa. Seperti dandelion yang merekah lalu terbang, pergilah ke atas, tujulah langit, kau akan lihat betapa Tuhan Mahasempurna.”
Ini ucapan terimakasih untuk gadis dalam cermin, yang senantiasa memberiku selengkung senyum ketika pagi, hingga aku lantas juga tersenyum. Ini ucapan penyemangat untuknya, bahwa dia telah melalui banyak hal, dan itu bukan mudah untuk dititi kembali. Ini ucapan sayang untuknya, dan terakhir ini aku ingin berpesan padanya, “Jangan takut jatuh cinta.

Blitar, 21 Agustus 2014

2 komentar:

mhilal mengatakan...

Yeahh!! Keep fighting, gadis dalam cermin!! *gendong AK14*

Futri Zakiyah Darojat mengatakan...

ha ha terima kasih :')