Kalian pernah naik roll coaster? kereta ukuran kecil dengan
sabuk pengaman yang terkadang kurang meyakinkan, berlaju kencang meliuk,
membuang tubuhmu ke bawah lalu cepat memungutnya kembali sebelum kau sempat
terjatuh. Pernah? bila di dramatiskan, hidupku seperti itu sekarang.
Hantaman keras yang membuatku pada posisi terpuruk nyaris
depresi, tapi Allah mengangkatku cepat-cepat lalu dengan beberapa kejutan yang
tak pernah kubayangkan, Ia melambungkanku. And as a roller coaster, my life
walks so so fastly.
Inilah mengapa aku menamai blog kesayangan ini ‘Dandelion’
yang sebelum ‘What a Great Allah’s Secret for Tomorrow’. Selain karena
seelumnya terasa panjang susah dibaca dan sedikit alay. Dandelion adalah
jelmaan gadis biasa saja yang sedang belajar terbang tanpa sayap.
Kembali ke hidupku beberapa tahun terakhir ini. Seolah Allah
ingin mengatakan, sudah cukup aku bersembunyi di bawah ketiak Ibu. Aku harus
terbang seperti dandelion. Matahari memaksa kelopak nyaman itu terkelupas dan
butirku berhamburan mencari pegangan. Baik, Ayah adalah si Matahari di sini,
sedang Ibu adalah pemilik kelopak yang nyaman.
“Terserah Mbak, sampean pilih kuliah tapi tinggal di
asrama. atau ndak tinggal di asrama tapi juga ndak usah kuliah.” Sebagian
hatiku mengatakan, Ayah tak mungkin tega tak menyekolahkanku. Tapi sebagian
yang lain mengingatkan, aku tak pernah bisa menolak mau Ayah. Asrama? Kurungan
yang menyedihkan. Namun benarkah berakhir seperti itu?
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar