Kamu sedang
apa, bisa kah kita bicara sebentar, untuk saling cerita lalu saling
mendengarkan. Belakangan, aku terpojok oleh sesuatu yang sulit dijelaskan,
entah apa ini namanya. Karena itu, hematku, teman – temanku akan sulit mencerna
tentang ini. Tapi kamu, aku percaya kamu. Aku diam pun, kau tahu rahasiaku.
Kau tahu, terkadang,
ketika sepi tiba – tiba datang, atau pasangan pak masalah dan nyonya dilemma,
beserta anak cucu cicit mereka, galau, gundah,gulana, menyerbu, memojokkan
tanpa belas kasihan seperti psikopat. Aku kerepotan memaksa diriku untuk tidak
menangis, atau sekedar berperilaku tegar seperti anak dewasa lain, aku
kesulitan.
Entah apa
alasan Tuhan menjadikanku sedemikian melankolis. Beberapa kali aku memaksa sisi
kholeris muncul menggesernya tapi nihil. Dan akhirnya, lagi – lagi aku hanya
berusaha membujuk hatiku untuk tidak lagi menangis. Kau tahu, mempunyai jiwa
teramat peka sepertiku membuat kita sibuk. Sibuk menjelaskan ini itu ketika
setiap kenyataan menyakitkan datang, Sibuk meyakinkan diri bahwa diri dan jiwa
kita kuat. Ahh aku lelah pada mereka.
Hari ini,
tiba – tiba aku terserang gejala somatic, itu penyakit yang biasa kami
diskusikan di kelas. Mendadak untuk berdiri pun tubuhku goyang, teman – teman berdiri
di depanku seperti sedang menari balet, dan akhirnya aku merepotkan adik – adik
di asrama, okay ini penyakit fisik biasa dan aku mungkin hanya sedang kesurupan
jin – jin lebai luar angkasa. Tapi kamu, kamu tahu, mendadak semua nyeri di
kepala hilang, aku berjalan mampu berjalan tegak seperti manusia normal, ketika
aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Aku tidak meminum obat apa pun
sebelumnya. Kamu bingung? aku juga.
Aku hampir
gila memaksa diriku menuruti jadwal – jadwal yang kutempel di maddng kamar,
menurut beberapa mentor yang ku ikuti aku harus mematuhi jadwal itu. Tapi apa
yang kamu lakukan jika jadi aku. Aku harus bagaimana. Bisa kah kau bantu aku
menjadi kholeris yang tahan banting. Tidak, kau tak perlu menjawab, karena itu tak
akan mungkin. Mungkin cukup seperti ini, jadilah teman baikku dalam bercerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar