Hai, Kau
Suka Senja? Ya, Aku Juga
Adakah waktu
yang kita hargai lebih mahal dari menjelang keterpisahan. Adakah yang kita
rindui lebih dalam dari saat – saat singkat kebersamaan. Kita dalam
ketakberdayaan, hanya mampu mengatakan ‘tingal lah lebih lama’. Tapi seperti
ditakdirkan untuk bersikap congkak, pernah kah waktu mengabulkan semua itu?
Semua, entah semua atau sebagian besar. Lalu terhimpun rasa yang mewakili,
yaitu senja.
Kau suka
senja? Ya, aku juga. Menunggunya, sepanjang hari lalu menikmatinya dengan
terburu – buru sebelum pekat malam dengan culas menculiknya. Tapi senja, selalu
berbaik hati untuk datang lagi besok. Menemui bola matamu yang penuh penasaran,
akan kah hari ini senja bertahan lebih lama.
Mungkin
melalui senja, Tuhan mengajarkan bahwa banyak keindahan di dunia fana ini hanya
semu dan sementara. Mungkin kau harus bersiap menjumpai malam pekat setelah
menemuinya dalam sekejap, atau terlebih dahulu berlelah dengan matahari, melalui
senja pula mungkin Tuhan ingin menerangkan, istirahatlah sejenak untuk
mengingat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar