Sabtu, 15 Desember 2012

Sang Penakluk





Apakah kalian masih ingat semacam soal IPS kelas 6 SD? Apakah faktor yang menyebabkab bangsa barat datang dan menjajah negara kita Indonesia? Pasti masih ingat, yaitu mencari rempah – rempah. Tetapi apa sekedar mencari rempah rempah? Kenapa, apakah tidak ada perdagangan rempah – rempah di dunia ini hingga jauh – jauh ke Indonesia.? Jadi begini ceritanya, abad ke 14 saat jauthnya kota Konstantinopel ke tangan Turki, pusat peradaban dunia dikuasai kekhalifahan Islam, saudagar / perdagangan dari eropa di boikot sehingga tidak dapat memasuki Turki (pusat perdagangan jalur sutera), hal inilah yang kemudian mendorong mereka (bangsa barat) bertolak ke negara kita Indonesia Raya ini dengan niat awal mencari rempah – rempah.

Kala itu kekaisaran Romawi terbagi menjadi dua bagian. Katolik Roma di Vatikan, serta Yunani Orthodoks di Byzantium atau Constatinople yang sekarang kita kenal dengan Istanbul,Turki. Meskipun terpecah, pada saat itu Romawi masih menjadi pusat peradaban karena letak strategisnya antara Asia dan Eropa. Sehingga tidak heran jika banyak yang mengincar kota tersebut. Termasuk salah satu yang turut mengincar Byzantium adalah Bangsa Arab-muslim. Bukan hanya mempertimbangkan nilai strategisnya namun lebih pada keyakinan akan hadist Rasulullah.
Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
Dapat dibayangkan, bagaimana berjayanya Islam saat itu. Ketika pusat peradaban dunia (saat itu) dalam genggaman umat Islam. Mungkin lebih mudah menggambarkan, jika kota masyhur ambil contoh New York dikuasai oleh orang Islam. Oh berjayanya saat itu….
Tapi…siapa sebenarnya dibelakang semua itu (yang selain Allah tentunya). dia adalah Muhammad Al-Fatih. Putra Sultan Murad II yang bergelar Sultan Mahmed II. Konon pada saat (penyerangan kontantinopel) itu Al-Fatih berusia 22 tahun *Huawwww bisa apa kita umur segitu. Al-Fatih dikenal sebagai pemuda yang ahli ibadah, bahkan jangan terkejut jika sekali pun sejak aqil baligh ia tidak pernah meninggalkan shalat tahajud *subhanallah ckckck memesona sekali Al-Fatih :)). Pada saat ia kecil, gurunya pernah berkata “Tahukah engkau siapa yang dimaksudkan Rasullullah sebaik – baiknya pemimpin yang berhasil menggenggam Kontatinopel?” Al-Fatih kecil menggeleng “yang dimaksud baginda Nabi adalah kau anak muda.” *bayangkan kalau kita jadi Al – Fatih, bagaimana rasanya?? mungkin tak cukup sekedar bilang WOW sambil terjun payung. Tapi beda  Al- Fatih dengan kita ya ini, dia seolah mendapat beban tak tertangguhkan, rasa yang menghimpit – himpit, amanah yang harus tersalurkan sebelum tangannya mampu memegang kunci kendali Byzantium. Hingga seperti itulah keteguhan Al-Fatih. Ia percaya, perkataan Rasul tidak pernah main – main.
Tibalah penyerangan itu, Al-Fatih tahu, dia bukan lah yang pertama dari umat Islam yang menyerang Byzantium, banyak sebelumnya yang telah gagal. Karena itu, dengan izin Allah, ia berazam kuat membawa kemenangan untuk umat Islam.
Tapi ternyata, bukan kepalang sulitnya menembus pertahanan Byzantium. Kota itu dikelilingi tembok yang begitu tinggi (sekitar 10 meter) dan wilayah laut dipagar menggunakan rantai sebesar belalai gajah. Jalur lain adalah melalui bukit yang tak mungkin di tembus karena cukup tinggi. Hal ini yang kemudian membuat Al-Fatih memutar dan memutar otak, bagaimana caranya agar sampai ke kota itu.
Hari berganti hari menjadi minggu, pasukan Al-Fatih tetap belum berhasil menjebol pertahanan Byzantium. Ketika ada celah yang memungkinkan, pasukan Contantine segera menutupnya ulang. Begitu berkali – kali. Berbagai cara dilakukan, logistik persediaan perang semakin menipis. Namun, Fatih tetap berpegang teguh, pasti akan berhasil pikirnya. Suatu ide muncul, yaitu merongrong bawah tanah menembus benteng, namun gagal. Hingga tercetuslah suatu ide gila karena awalnya ini sangat tidak mungkin. yaitu menembus rantai – rantai seukuran belalai gajah dengan menggunakan  kapal tenaga manusia *hah?. Kapal – kapal perang itu di tarik menggunakan tangan melalui daratan untuk menghindari rantai penghalang. Coba bayangkan sendiri, dalam satu malam 70 kapal itu berhasil dipindahkan melalui bukit (di dereg pake tangan gitu). *subhanallah
Dan perang besar pun terjadi. Pasukan  bukanlah pasukan yang ecek ecek untuk dikalahkan mereka bersenjata lengkap dan strategi yang tak kalah canggih, pasukan tersebut berlapis – lapis seperti wafer. Perlu strategi yang lebih jitu untuk menakhlukkan Constantine, namun setelah melakukan perjuangan berdarah – darah. Akhirnya pasukan Byzantium dapat di pukul mundur, Raja mereka pun (Constantine) meninggal atau menghilang hingga tak ditemukan jasadnya. Dan runtuhlah Romawi Timur dan jatuh ke tangan Islam.
Kota Byzantium atau Konstantinopel diubah menjadi Islambol yang saat ini lebih dikenal dengan Istanbul (Turky). 
Rasulullah pernah bilang, ada kota lain yang akan Kita taklukkan setelah Byzantium, yaitu Roma. Kita tunggu saja, siapa sang sepnakluk berikutnya.

*Sumber : (setelah digubah sana – sini sesuai mood penulis)
Alatas,Alwi.2005.Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel.Zikrul Hakim

Tidak ada komentar: