Apakah kalian
masih ingat semacam soal IPS kelas 6 SD? Apakah faktor yang menyebabkab bangsa
barat datang dan menjajah negara kita Indonesia? Pasti masih ingat, yaitu
mencari rempah – rempah. Tetapi apa sekedar mencari rempah rempah? Kenapa,
apakah tidak ada perdagangan rempah – rempah di dunia ini hingga jauh – jauh ke
Indonesia.? Jadi begini ceritanya, abad ke 14 saat jauthnya kota Konstantinopel
ke tangan Turki, pusat peradaban dunia dikuasai kekhalifahan Islam, saudagar /
perdagangan dari eropa di boikot sehingga tidak dapat memasuki Turki (pusat
perdagangan jalur sutera), hal inilah yang kemudian mendorong mereka (bangsa
barat) bertolak ke negara kita Indonesia Raya ini dengan niat awal mencari
rempah – rempah.
Kala itu kekaisaran
Romawi terbagi menjadi dua bagian. Katolik Roma di Vatikan, serta Yunani
Orthodoks di Byzantium atau Constatinople yang sekarang kita kenal dengan
Istanbul,Turki. Meskipun terpecah, pada saat itu Romawi masih menjadi pusat
peradaban karena letak strategisnya antara Asia dan Eropa. Sehingga tidak heran
jika banyak yang mengincar kota tersebut. Termasuk salah satu yang turut
mengincar Byzantium adalah Bangsa Arab-muslim. Bukan hanya mempertimbangkan
nilai strategisnya namun lebih pada keyakinan akan hadist Rasulullah.
Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin
Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau
ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?”
Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.”
Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan
Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan
yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin
Hanbal Al-Musnad 4/335]
Dapat dibayangkan, bagaimana berjayanya Islam
saat itu. Ketika pusat peradaban dunia (saat itu) dalam genggaman umat Islam.
Mungkin lebih mudah menggambarkan, jika kota masyhur ambil contoh New York
dikuasai oleh orang Islam. Oh berjayanya saat itu….
Tapi…siapa sebenarnya dibelakang semua itu (yang
selain Allah tentunya). dia adalah Muhammad Al-Fatih. Putra Sultan Murad II yang
bergelar Sultan Mahmed II. Konon pada saat (penyerangan kontantinopel) itu
Al-Fatih berusia 22 tahun *Huawwww bisa apa kita umur segitu. Al-Fatih dikenal
sebagai pemuda yang ahli ibadah, bahkan jangan terkejut jika sekali pun sejak
aqil baligh ia tidak pernah meninggalkan shalat tahajud *subhanallah ckckck
memesona sekali Al-Fatih :)). Pada saat ia kecil, gurunya pernah berkata
“Tahukah engkau siapa yang dimaksudkan Rasullullah sebaik – baiknya pemimpin
yang berhasil menggenggam Kontatinopel?” Al-Fatih kecil menggeleng “yang
dimaksud baginda Nabi adalah kau anak muda.” *bayangkan kalau kita jadi Al –
Fatih, bagaimana rasanya?? mungkin tak cukup sekedar bilang WOW sambil terjun
payung. Tapi beda Al- Fatih dengan kita
ya ini, dia seolah mendapat beban tak tertangguhkan, rasa yang menghimpit –
himpit, amanah yang harus tersalurkan sebelum tangannya mampu memegang kunci
kendali Byzantium. Hingga seperti itulah keteguhan Al-Fatih. Ia percaya,
perkataan Rasul tidak pernah main – main.
Tibalah penyerangan itu, Al-Fatih tahu, dia
bukan lah yang pertama dari umat Islam yang menyerang Byzantium, banyak
sebelumnya yang telah gagal. Karena itu, dengan izin Allah, ia berazam kuat
membawa kemenangan untuk umat Islam.
Tapi ternyata, bukan kepalang sulitnya
menembus pertahanan Byzantium. Kota itu dikelilingi tembok yang begitu tinggi
(sekitar 10 meter) dan wilayah laut dipagar menggunakan rantai sebesar belalai
gajah. Jalur lain adalah melalui bukit yang tak mungkin di tembus karena cukup
tinggi. Hal ini yang kemudian membuat Al-Fatih memutar dan memutar otak,
bagaimana caranya agar sampai ke kota itu.
Hari berganti hari menjadi minggu, pasukan
Al-Fatih tetap belum berhasil menjebol pertahanan Byzantium. Ketika ada celah
yang memungkinkan, pasukan Contantine segera menutupnya ulang. Begitu berkali –
kali. Berbagai cara dilakukan, logistik persediaan perang semakin menipis.
Namun, Fatih tetap berpegang teguh, pasti akan berhasil pikirnya. Suatu ide
muncul, yaitu merongrong bawah tanah menembus benteng, namun gagal. Hingga
tercetuslah suatu ide gila karena awalnya ini sangat tidak mungkin. yaitu
menembus rantai – rantai seukuran belalai gajah dengan menggunakan kapal tenaga manusia *hah?. Kapal – kapal
perang itu di tarik menggunakan tangan melalui daratan untuk menghindari rantai
penghalang. Coba bayangkan sendiri, dalam satu malam 70 kapal itu berhasil
dipindahkan melalui bukit (di dereg pake tangan gitu). *subhanallah
Dan perang besar pun terjadi. Pasukan bukanlah pasukan yang ecek ecek untuk
dikalahkan mereka bersenjata lengkap dan strategi yang tak kalah canggih,
pasukan tersebut berlapis – lapis seperti wafer. Perlu strategi yang lebih jitu
untuk menakhlukkan Constantine, namun setelah melakukan perjuangan berdarah –
darah. Akhirnya pasukan Byzantium dapat di pukul mundur, Raja mereka pun
(Constantine) meninggal atau menghilang hingga tak ditemukan jasadnya. Dan
runtuhlah Romawi Timur dan jatuh ke tangan Islam.
Kota Byzantium atau Konstantinopel diubah
menjadi Islambol yang saat ini lebih dikenal dengan Istanbul (Turky).
Rasulullah pernah bilang, ada kota lain yang
akan Kita taklukkan setelah Byzantium, yaitu Roma. Kita tunggu saja, siapa sang
sepnakluk berikutnya.
Alatas,Alwi.2005.Al-Fatih Sang Penakluk
Konstantinopel.Zikrul Hakim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar