Sabtu, 15 Desember 2012

Aku, kamu, kavaleri #1



Aku hanya terdiam saat kau memamerkan pedang barumu, pedang batang pisang yang berlebihan kau banggakan.
“Kau tau betapa hebatnya pedang ini.” sombongmu berulang kali.
“Kurasa, tak penting untuk tau itu.” jawabku tak kalah angkuh
“Dia bisa membunuh tanpa perintah.” katamu seraya menghunuskan pedang itu kearah langit.
“Ohya.”
“Dia akan memberi  kekuatan siapa pun yang memegangnya.”
“hmmm.”
“dengan pedang ini aku akan melindungimu, dari siapa pun yang hendak melukaimu.”
“Tapi bagaimana jika kau yang melukaiku.” Kataku kemudian. kamu hanya terdiam, memandangi pedangmu dengan takjub, aku tak yakin kamu mengerti apa maksudku. tapi kamu mendengar, aku tahu.
“Tentara kavaleri, aku akan seperti Khalid bin Walid, bahkan lebih berani dari Fatih sang penakluk Kontantinopel.” kamu masih memberondong kalimat – kalimat angkuh. Tapi aku ingin tertawa, kau terinvasi kebiasaanku, membawa – bawa nama kedua pahlawan itu.
“Tidak ada yang bisa seperti sang panglima.”
“Tapi aku bisa.”
Aku terdiam lagi, memainkan tanah basah dengan tanganku. Kamu masih sibuk dengan pedang batang pisangmu.
“Pegangkan.” Katamu seraya mendekatiku menyodorkan pedangmu.
Kuterima pedang mainan itu, kamudian kamu pergi, pergi dan tak kunjung kembali
*****
“Kenapa sore itu kamu tidak kembali, aku buang pedangmu.” Kataku seraya menyejajarkan langkah kakiku dengan langkah kaki jontormu.
“Karena aku bosan bermain denganmu.”
“Tapi kau tak mempunyai teman selain aku.”
“Kau seharusnya tanya mengapa aku bosan.”
Kamu mempercepat langkah sehingga aku tak mampu menyusul.
“Ku tahu mengapa kamu bosan, karena aku berulang kali mencritakan hal yang sama, panglima Khalid Bin Walid , sang penakluk Kontantinopel Muhammad Al-Fatih, juga Tariq Bin Ziyad yang takhlukkan Andalusia. Aku tahu karena begitu jelas kau sering pura – pura mendengarkanku. Tapi aku tetap menceritakan itu meski kau bosan, karena aku ingin kau bisa hebat seperti mereka. Karena aku ingin kita sama - sama menjadi pasukan berkuda merah.” Kataku panjang dan tak sempat kuungkapkan.

Tidak ada komentar: