“Kau tahu, mengapa Tuhan kadang tak mempertimbangkan
pendapat kita ketika menjatuhkan hati kita pada hati seseorang?” Salman
mengemasi alat gambarnya, seharian ini tadi seumur-umur berteman dengannya, baru
kali ini ia tak menghasilkan apa pun. Kanvasnya kosong, mejanya rapi, wajahnya
bersih tanpa keringat. Kemeja selengannya juga tak terlipat ke atas. Ada
sesuatu pasti yang mengganggu pikirannya.
“Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” Tanyaku
berani.
“Cinta.” Aku tak menyangka ia selugas itu, tak takut ku
goda atau tak bermuka merah muda selayaknya orang dirisaukan cinta.
Menyebalkan, Ia selalu bisa mengendalikan. “Ketika puluhan kriteria kau
tuliskan, berharap kau akan jatuh cinta pada orang yang benar-benar kau
impikan. Tapi daftar itu runtuh, karena kau jatuh begitu saja. Cinta selalu
begitu kan?”
“Kau bicara tentang siapa?” Suaraku kaku. Aku upayakan
benar-benar gesturku agar tak kelihatan salah tingkah. Aku benci teman seperti
ini, yang pintar memojokkan seperti dia.
“Aku takut menyebut nama, karena aku khawatir keputusan
Tuhan tidak sama seperti yang kubayangkan. Karena dalam cinta, tanpa kita
sadari, sepenurut apa pun kita, kita berubah menjadi pribadi yang keras hati.
Begitu kan?”
Aku hanya mengangguk, bingung menanggapi. Topik ini terlalu
asing bagi kami. Menyebalkan.
“Kau tak perlu menanggapi, aku hanya ingin meracau.”
Akhirnya ia menyadari keterpojokanku, menggeleng menertawai diri sendiri. “Jangan
terlalu khawatirkan, cinta itu sesuatu yang bisa kita siasati. Kalau kita
adalah pecinta yang tulus, yang terpenting bukanlah apakah cinta kita diterima.
Jika tak terima pun, kasihan sekali dia, tidak menyadari ada pecinta setulus
kita.”
“Aku tidak khawatir, kau yang khawatir?” Kataku membela diri.
“Tidak perlu se-sensitif itu, aku hanya meracau.”
……..
Ini kali sekesekian ia meninggalkanku dalam keadaan tertimbun
tanda tanya besar. Apa maksudnya membicarakan cinta secara tiba-tiba, membuatku
menduga-duga. Namun dengan nada santai khas-nya, ia mudah sekali menguasai
diri.
Terkadang melihat Salman membuatku berburuk sangka padaNya,
Astagfirullah. Karena memang yang terlihat, apa-apa yang dimiliki Salman
membuat mata orang lain iri. Prestasinya, kemampuannya dalam bergaul,
keseimbangan antara matematika dan estetika, caranya mengendalikan diri. Dan
hari ini dia tiba-tiba bicara cinta. Seuatu topic yang paling jarang ia
singgung-singgung. Aku harus berkata apa?
Kemudian, pulangnya aku masih dipenuhi rasa tanya. Apakah
Salman membicarakannya karena mencintaiku. Baik, ini aku ke-Geer-an sekali.
Situasi terkadang memang memojokkan kita untuk berpikir sepeti itu, tapi
logikaku mampu menyeimbangkan. Tidak mungkin, aku bukan tipenya. Tapi untuk
siapa? kepada siapa ia menaruh cinta?
Hingga besuknya tiba-tiba, aku dikuasai rasa penasaran. Ini
yang kubenci dari perempuan, mudah penasaran. Lalu benar-benar kutanyakan
padanya. Yah, aku menganggap antara kami sudah dekat dan kalau pun ia jatuh
cinta pada orang lain, biar aku turut mendoakan.
“Kau jatuh cinta? hah? pada siapa?” Ia menggeleng, lalu
mengalihkan pembicaraan. Dan bodohnya, aku terbawa saja. Hingga tujuan awalku
untuk mengorek informasi dari luntur seketika.
***
Ini tulisan dua atau tiga tahun lalu. Saat aku masih
tergila-gila dengan Negeri Kanguru dan menulis serial Paddington untuk
pelampiasannya. Hari ini, aku menemukan tulisan ini tersleipa diantara
file-file yang lama dan folder harta karunku. Aku dibikin takjub sendiri, aku
dulu suka sekali merangkai cerita seperti ini. Dan sekarang, aku dibikin malu
oleh seseorang, yang sepertinya sengaja membuatku malas menulis lagi, seseorang
yang terlena pada zona yang begitu nyaman. Dan begitu menyebalkannya ketika aku
tau, bahwa seseorang itu adalah diriku sendiri. Ya Allah, apa aku kufur? apa
begitu banyak kemudahanMu ini justru kusepelekan. Ampuni aku ya Ghofur. Jangan
biarkan aku terhanyut pada sungai yang menyediakan banyak ikan jinak karena
terlalu asik berenang. Pegangi aku ya Allah, agar selalu semangat berkarya, dan
menjadi perempuan lebih baik lagi.
Blitar, 21 Februari 2016
1 komentar:
please, buat lagi serial salman :D
udah 2 taun nunggu2 lanjutin lagi dong 😄
Posting Komentar