Mampu
menyembunyikan cintanya bertahun-tahun, tapi gagal menyembunyikan cemburu
barang sesaat. Wanita.
Kalau cemburu itu salah. Maka, cinta bukanlah rasa ingin
untuk memiliki. Karena jika berharap memiliki, cemburu maka akan hadir dalam
banyak peristiwa. Entah itu cemburu pada sesuatu atau seseorang. Kalau cemburu
itu salah, maka Baginda akan memarahi istri terkasihnya Aisyah yang jelas-jelas
membanting nampan di depan tamu, Tapi apa yang dilakukan beliau? Menyuguhkan
senyum termanis seraya berkata, “Ibu kalian sedang cemburu.”
Marilah kita mengambil pencil warna untuk mengagaris bawahi,
cemburu adalah suatu kebolehan. Ini bukan pembenaran, ini kebenaran. Cemburu
itu sepenuhnya tanda cinta yang seolah ingin mengatakan dengan lugas, “Aku tak
suka kau dengan orang lain. Kau harusnya tahu, aku takut kehilanganmu.” Oh
indahnya cemburu dan dicemburui.
Tapi mengapa banyak sekali bersilangan pendapat yang
mengatakan bahwa cemburu itu adalah racun arsenic yang suatu saat dapat
membunuh sebuah hubungan. Apakah benar? Tidak bisa juga dikatakan salah. Karena
dalam porsi tertentu, cemburu adalah menyiratkan “Aku tidak yakin bahwa kau
mencintaiku.” Ini masalah trust. Masalah kepercayaan satu sama lain. Dan cemburu dalam porsi berlebih dapat
menjadi perusak kepercayaan.
Perempuan apabila cemburu, senjata andalan mereka adalah “Kau
tidak sayang aku ya?” atau “Pilih dia atau aku. Pilih dia atau aku?” Dan
kebanyakan yang ditanya begitu kebingungan. Salahku apa ditanya kayak begini?
Inilah sifat perempuan yang harus disabar-sabari oleh laki-laki. Perempuan
peka-nya heboh, lebai, hiperbola. Karena kalian tahu wahai laki-laki, ketika
perempuan telah benar-benar mencintai seseorang, mereka akan setia sampai titik
darah penghabisan, karena itu mereka takut kehilangan. Silakan dibold tulisan
itu. He he.
Lalu bagaimana? Sepertinya tidak ada solusi. Saya tetap
bersikukuh bahwa cemburu adalah benar. Karena yang salah adalah
pengungkapannya. Bagaimana pengungkapan yang tepat? Duh, kok saya bagi-bagi
tips yang begini he he. Tidak apa-apa sharing saja semoga bermanfaat.
1. Jangan cemburu dengan
marah, tapi dengan ngambek. Wkwkwkw. Apa bedanya? Beda! Bedanya kalau marah itu
pakai emosi, kalau ngambek itu ada manja-manjanya gimana gitcu he he. Ngambek
itu marahnya seperti tidak serius. Tidak mengolok-olok, tidak berteriak-teriak.
Biasanya berupa wujud bibir yang lebih maju dan terkunci rapat alias manyun, ha
ha.
2. Cemburu lah tepat waktu.
Eh gimana bisa ngatur-ngatur cemburu? Yaps. Dengan cara berpositif thinking.
Jangan lah hanya masalah sepele lantas cemburu dan meledak-ledak, yang
dicemburui akan gerah jika seperti itu. Cemburu lah ketika yang dicemburui
tidak atau sedikit peluang untuk marah. Lah gimana? Jika yang dicemburui sedang
bête, siap-siap lah akan diacuhkan. Mungkin Rasul bisa menghadapi Aisyah
sedemikian manis, tapi belum tentu orang lain seperti itu.
3. Jangan mengaku kalau
cemburu. Oh ini so sweet sekali! perasaan-perasaan yang disembunyikan tapi
sesuangguhnya kelihatan itu manis, bukan? Kalau yang dicemburui tetap tidak
peka kalau kita sedang cemburu, kembali ke point satu, ngambek lah, ha ha.
Okay sekian, sekali lagi, cemburu itu adalah penyedap dalam
suatu hubungan. Jika pas, akan menambah kenikmatan masakan, bukan? Jika
berlebih hanya akan merusak lidah bahkan kalau terlalu sering akan merusak
organ tubuh, hingga kelebihan yodium misalnya *emang iya, ngawur!. Tulisan ini
seharusnya ditujukan pada mereka yang berrumah tangga, bukan konteks pacaran!
BUKAN. Entah kenapa mala mini tergerak untuk menulis ini. Semoga bermanfaat J
Blitar, 27 Agustus 2014
2 komentar:
sepertinya tips ini berlaku cuma untuk perempuan.... :-|
Bagaimana kalau versi laki2 pak mihlal yang nulis he he
Posting Komentar