Maka
guru menasehatiku untuk menjauhkan diri dari maksiat.
Karena
ilmu adalah cahaya sebagaimana AL-Qur’an juga sebagai cahaya.
Maksiat
penyebab lupa dan hilangnya hafalan lain (Imam Syafi’i)
Saya
menemukan quote di atas di majalah Ummi dalam sebuah artikel yang menjelaskan
bagimana cara Ayah Musa (salah satu peserta Hafidz Qur’an Indonesia) mendidik
Musa yang masih berusia lima tahun bisa menghafal 29 juz. Membaca quote itu
saya teringat suatu cerita di masa lalu. Ini sebenarnya sudah lama, sekitar dua
atau tiga tahun lalu. Meskipun mungkin tidak terlalu menarik, semoga ada hal
yang bisa kita tarik sebagai bahan refleksi.
Waktu
itu saya, dan sahabat saya Faiza bertugas sebagai relawan Ramadhan sebuah lembaga
amil zakat di Surabaya. Ketika itu, kami ditempatkan Tunjungan Plaza bersama tiga
rekan saya yang lain, mereka adalah Anggit, Ali dan Ghofar.
Menjadi
sales program Ramadhan (infaq, zakat, fidiyah, shadaqah) di mall besar macam TP
itu susah-susah mudah. Mudahnya, banyak para pengunjung yang tentunya hi-class
yang berseliweran. Dan susahnya, sebenarnya lebih pada kaum laki-laki, karena
godaannya luar biasa hehe.
Tim
saya berlima ini lumayan kompak, dalam artian kami saling bahu-membahu membagi target
operation (TO). Kesulitan membagi TO ini terjadi pada Ali dan Ghofar, walau
dibagi bagaimana pun sebagian besar pengunjung adalah perempuan dan tentu you know dengan pakaian seperti itu
lah. Suatu kali kami terjadi pembagian tugas cepat;
Saya
: “Dek, sasaran!” (mengarahkan bola mata ke arah seseorang)
Ali
: “Oke! Mbak.” (Berjalan sambil cengengas-cengenges)
Kami
berempat (Saya, Faiza, Ali, Ghofar) kemudian menyaksikan si Ali berjalan
mendekati mbak-mbak dengan dress mini tanpa lengan. Hah Ali? Bukan itu yang
saya maksud sasaran tadi. Dan apa yang terjadi? Setelah di depan si embak itu
si Ali ciut sendiri, cuman senyum dan memberikan brosur tanpa berkata-kata apa
pun untuk menawari. Kami berempat menahan tawa untuk menjaga perasaan Ali.
“Weh
Mbak..Mbak…piye dadi koyok Imam Syafi’I,
lek ngene carane!” Tawa kami pecah. Ali ngedumel panjang lebar. Gimana bisa
jadi Imam Syafi’I kalau begini caraya?
***
Gimana
bisa Imam Syafi’I kalau begitu caranya? Mata kami bermaksiat, telinga kami
juga, tangan, hidung, hati apalagi. Sedang Imam Syafi’i? melihat betis
perempuan saja empat puluh hadits hilang, jaman sekarang ini? sudah hafalan
susah, godaannya luar biasa! Bukannya nambah bisa-bisa minus :D
Saya
sempat membicarakan ini dengan Ayah, mungkin waktu itu demi ngeles gara-gara
hafalan saya tidak berubah-ubah “Zaman
sekarang ini, Bi. Hafalan sediki-sedikit sekeli itu lebih baik daripada enggak
nambah sama sekali atau parahnya malah berkurang.” Jawaban Ayah saya yang
menohok, “Dari dulu juga sudah ada godaan, Mbak. Tapi orang dulu lebih pintar
memeliharanya.”
Biar
tidak terlalu panjang, inti dari percakapan waktu itu bisa saya simpulkan
seperti ini. Selalu ada cara bagi orang-orang yang mau dan niat untuk melakukan
sesuatu, terlepas bagaimana pun asal dan lingkungan ia tinggal. Masa lalu dan
lingkungan kita mungkin berpengaruh besar, tapi manusia adalah makhluk yang
memiliki pilihan, bagaimana cara dia merespon.
Bukan
bermaksud pamer, sebulan Ramadhan ini saya berhasil atas sesuatu, yaitu saya
tidak mendengarkan music non islami SAMA SEKALI, hehe saya ulangi, sama sekali,
bahkan music islami pun sangat sedikit (Padahal saya itu demen sekali dengan
Pop Rock-nya Avril Lavigne). Ini sulit, sulit sekali malah. Tapi dampaknya luar
biasa, target hafalan tercapai. Tapi sayang, itu adalah proker saya Ramadhan
kemarin, semoga selanjutnya tetap istiqomah, meskipun tentu sulit sekali.
Saya
yakin, selalu ada jalan ketika kita berniat baik, seperti apa pun setan
bersekongkol untuk menjerumuskan kita, sedahsyat apa pun godaan-godaan di luar
sana, asal kita memiliki hati yang mau. Mau mendekat kepada-Nya, mau bersusah
payah bersusah untuk menjaga diri. Kalau pun hasilnya tetap amalannya naiknya
sedikit-sedikit, tidak apa-apa, in sya Allah kesusahan dan kemauan kita mencoba
diperhitungkan sendiri sama Allah.
Blitar,
6 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar