-bahwa betapa pun hitamnya lembar sejarah, betapa pun
merajalelanya kejahatan, namun kehidupan di dunia ini tidak kosong sama sekali
dari manusia-manusia yang hidup digerakkan oleh nilai-nilai luhur, yang
mendorong mereka berusaha menyelamatkan keadaan dan memulihkan kebajikan-
Fiqhus Sirah
Dari dulu-dulu sejauh cerita-cerita yang pernah kubaca, dalam
negeri antah berantah mana pun. Selalu menceritakan dua pemeran dalam sebuah
kisah. Apa itu Nuh dengan kaumnya yang pembangkang, apa itu Muhammad saw dengan
Abu jahal yang licik. Apa itu Roderick dengan si berani Tariq. Hingga kisah
dunia modern. Apa itu Puteri Salju dengan perempuan sihir bernama Ravenna. Apa
itu Mr Crab dengan Plankton yang selalu dengki, bahkan di negeri tak pernah tua
Neverland pun, Peterpan harus berhadapan dengan bajak laut jahat bernama
Hook.
Sepertinya, Allah memang menjadikan demikian menariknya hidup
ini. Lalu ingatkah teman-teman dalam melihat segala cerita itu. bagaimana kita
selalu ingin menjadi pembela kebenaran dari salah satu mereka, merasa ikut
berdebar, menyalahkan si jahat, bahkan memberi jalan keluar dengan cara meneriaki
televisi meskipun itu percuma. Kita selalu merasa perlu. Kejahatan tertumpas
lalu semua penduduk berisi orang-orang baik semua. Tapi. Hey, inilah seninya
hidup. Yang justru seharusnya dari sana kita banyak-banyak membaca makna.
Ketika membaca cerita atau melihat film, kita selalu ingin
menjadi salah satu pemeran dalam andil melawan kejahatan, paling tidak, meski
tak menjadi tokoh utama, kita akan membantu mereka sekuat tenaga. Melakukan hal
sekecil apa pun, agar kita tak sekedar diam dan menonton tanpa ekspresi.
Hidup memang selalu seperti ini, tidak ada negeri jaya kaya
raya gemah ripah loh jinawi semua penduduknya life happily ever after, selalu
saja ada pihak-pihak yang membuat kecewa, ada saja sedikit rasa tak percaya
pada para penguasa. Tapi sejauh cerita apa pun, tinggal diam tak peduli selalu
bukan menjadi pilihan baik. Merutuki kebobrokan negeri hanya tindakan kekanakan
yang bodoh. Karena itu, mari berbuat, sedikit saja sekecil apa pun, setidaknya
ada yang kita lakukan. Agar kita menjadi pemeran yang tidak sekedar diam.
Tidak, tidak harus selalu menjadi panglima berkuda. Hanya dukung mereka, dengan
apa yang kita punya, atau paling sedikit dengan doa.
“Ya Tuhan kami, jangan Engkau jadikan berkuasa atas kami,
orang-orang yang tidak mengasihi kami.” –Doa Khatam
n.b : Selamat menyambut pemilu, jangan lupa nyoblos ya ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar