Saya punya
referensi baru untuk kalian, terutama bagi yang tinggal di Surabaya dan
sekitarnya. Banyak diantara kita, selalu bingung hendak kemana liburan nanti.
Ada tempat wisata gratis ternyata di Surabaya, cobalah sekali-kali kalau kalian
senggang berwisata lah kesana. Tapi kali ini sedikit beda yang berwisata bukan
fisik kalian, tapi hati. Kapan terakhir mewisatakan hati?
Yaitu di
Gedung Diagnostik Center, khususnya ruang radiologi RSUD Dr Soetomo.
Senin-Jumat sekali saja kalian bisa duduk disana di ruang tunggu, lalu tolehkan
kepala kalian, mata kalian akan menyapu pemandangan yang sedikit jarang kita
lihat atau hanya kita lihat di layar televisi, yaitu ratusan penderita kanker
sedang mengantri menjalani radioterapi. Duduklah disana dan berbicara sedikit
pada mereka di sekitar anda, saya yang akan jamin. Jika hati kalian lembut,
kalian pasti menangis atau setidaknya menahan tangis.
Itulah yang
kami (kelas psikologi kesehatan) lakukan seminggu ini, okay pada awalnya kami
mengeluh. Bagaimana bisa seminggu liburan ini kami habiskan menemani penderita
kanker. Betapa akan membosankannya. Tapi ternyata semua jauh dari apa yang saya
sangkakan. Saya menikmati waktu-waktu bersama mereka. Menemani (tepatnya
menguntit) mereka berhari-hari, melihat mereka bercanda satu sama lain, melihat
kepala botak mereka, mata cekung, ada semacam slang atau gambar apa entahlah di
baggian tubuh tertentu. Lalu, ayo sama-sama katakan Nikmat Tuhan Manakah yang
Engkau Dustakan?
Kami (Saya
dan teman saya Indah) merasa beruntung mendapat pasien bernama Ibu Tuminah
penderita kanker serviks stadium 2b. Dari beliaulah justru kami belajar, sekali
dua kali meski Mbah Tum (begitu kami memanggilnya) berbicara sambil bercanda
tetap saja membuat kami saling meremas tangan menahan tangis, jangan sampai
kita menangis di depan mereka.
Tak sangkakno mati wingi Nak
Alhamdulillah sek diparingi panjang umur, yo tak sukuri nak aku dikeki loro ngeni
yo tak sukuri wong aku dikeki urip ket bayi sampe saiki mosok aku menesal. penyakit
opo-opo yo disyukuri ae,sing ra duwe penyakit mati sing duwe penyakit yo mati,
ora usah menesal, jare ora ono tombone, jare sopo, wong ono penyekit kok ora
ono tombone, lek wong mati iku lo ora kenek diperpanjang umur, jarene kenek
kanker cerviks ganas, jare tulisan iku maeng, ganas nggak ganas wes opo jare,
kabeh iku onok sing ngatur.
-Saya pikir
saya meninggal waktu itu, Alhamdulillah masih diberi umur panjang. Tetap saya
syukuri meskipun pemberianNya adalah penyakit. Saya diberi hidup dari bayi
hingga sekarang masak hanya saya sesali. Yang punya penyakit akan mati, yang
tidak pun juga akan mati, katanya tidak ada obatnya, kata siapa? ada penyakit
pasti ada oatnya, kecuali kalau mati tidak bisa diperpanjang, katanya saya kena
kanker serviks ganas, mau ganas mau tidak semua sudah ada yang mengatur.-
Luar Biasa,
andai kita yang masih sehat ini mau dan mampu belajar banyak dari mereka yang
dengan susah payah menyambung hidup, atau hidup bergantung pada alat. Andai
kita banyak berfikir. Bagaimana jikalau Allah pun tak memberi kita kesempatan
sakit untuk meluruh dosa-dosa namun langsung memanggil kita tanpa syarat.
Siapkah? Sedang sholat pun kita sering menomor sekiankan.
Maka nikmat Tuhanmu mana kah yang kau dustakan?
Bayangkan, bagaimana jika suatu saat kita harus berepot –
repot membawa tabung oksigen kemana – mana,
atau secara tiba – tiba mata kita tak mampu bahkan untuk
berkedip
atau kau tak bisa merasakan lelah selepas bekerja, tak merasa
panas di terik matahari, tak merasa dinginnya air hujan, tak merasa lapar meski
tak makan, atau tak tak yang lain yang sering kita remehkan.
Akan merasa takutkah kita?
Akankah kita
menangisi keganjilan itu, keganjilan?
pernahkan kita benar – benar mempunyai kegenapan hingga berkata
demikian.
Akankah kita
merasa kehilangan? Benarkah kita pernah benar-benar memiliki hingga patut
merasa kehilangan.
Maka, detik
ini. Mari bersama-sama bersyukur, untuk semua yang melekat pada kita, untuk
yang terlihat atau tidak, untuk yang kita kehendaki atau tidak, untuk yang kita
bangga memilikinya atau tidak, mari berterimakasih.
Segala puji
hanya untukNya. Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar