Ini
sebenarnya pengakuan yang konyol, tapi aku tak bisa mencegah tanganku
untuk tak menulisnya.
Biasanya
kalau sudah terpojok seperti ini, alih – alih yang biasa kulakukan
adalah bernegosiasi dengan hati. Namun, hatiku begitu bebal, bahkan
saat ini hatiku berada dalam posisi terbebal sepanjang sejarah
kepemilikanku. Sehingga yang tersisa hanya satu pilihan,
membiarkannya bermain – main dengan perasaan.
Aku
sudah curiga di awal – awal, urusan hati selalu lebih rumit, lebih
rumit dari mengatasi nenek – nenek pikun dan pengeyel, pun lebih
rumit dari sin cos tangent matematika yang sering kuhindari.
Sebelumnya, semenjak aku berhasil memplaster retak – retak di tepi
hatiku, aku mengikatnya benar – benar. Dan hasilnya, aku tidak
jatuh cinta pada siapa pun. Namun, kemudian sulit sekali rasanya
mengerti rencana Tuhan, Dia mempertemukanku denganmu. Baik, mungkin
ini klise dan terdengar bodoh, tapi hey mana ada orang dirindung
cinta terlihat pintar. Upss ! Dirundung cinta?? ini tidak
sebegitunya, ini hanya cerita yang ku karang dan kubesar –
besarkan. Aku bukan dirundung cinta seperti itu, ini hanya salah satu
dari sekian cara Tuhan mengujiku. Untuk mengasah mata dalam
ketajaman, untuk member keterampilan hati dalam kepekaan.
Haii?
apa kabar kau? aku tahu, ujian ini pati sama – sama diberikanNya
untukmu. Dan ku akui atau tidak, ujianmu sepertinya lebih berat. Hari
ini, aku ingin sekali bilang padamu, ayolah kita saling menjaga.
Untuk tidak melebih – lebihkan prasangka, untuk tidak terjebak
dalam persepsi. Ayolah kita percaya saja pada rencana Allah, cepat
atau lambat kita pasti bersati :).
n.b
: btw namamu siapa? *plaakkkk
3 komentar:
ciee.. akhwat sesibuk futri, masih kecolongan cinta??
kagak sebegitunya sih ukhti...berubung topik cinta kayaknya asyik bgt buat dijadiin tulisan. jadi gatel deh ini tangan. *hehe semoga ini nggak ngeles
Saya suka gaya tutur, kedalaman masalah dan detail rasa.. Sesuatu
Posting Komentar