Musim semi
kedua
Aku masih
terkejut akan hawa musim semi tahun lalu .Mama bilang musim semi ini akan
berbeda, lebih mengejutkan. Ternyata benar, kejutan itu bahkan masih terasa
hingga saat ini. Saat aku masih menjadi kuncup merah muda bersama tulip – tulip
yang lain. Pada sepetak lahan di bawah pohon elm. Kata Mama, Cattleya bukan
teman yang menyeramkan, tapi bagiku ia lebih menakutkan daripada Ravenna –imajiku
selalu buruk-- . Bagimana aku bisa tumbuh membaik bersama mereka, aku belum
memikirkannya.
Aku selalu
begini jika suka sesuatu. Aku suka warnaku yang mulai memerah. Tapi musim semi
tahun ini datang dengan aneh membawa warna aneh pula. Mereka membawa bayang
entah hitam entah kuning, tak beitu jelas. Yang jelas, aku sulit menyukai apa
yang belum ku kenal.
Aku ingin
cerita padamu bagaimana aku berusaha beradaptasi melewati beberapa musim yang
begitu asing tahun lalu. Musim - musim yang mengajariku arti berkeringat ketika
musim panas dan benar – benar membeku demi musim dingin. Tapi diantaranya, aku
beroleh banyak kekuatan, Kekuatan yang tak kudapat saat aku bersembunyi di
dalam selimut kelopak Mama. Aku suka
tulip merah seperti warna kami. Aku suka ketika warna merah mudaku kian melegam.
Mama bilang ini warna yang paling ditakuti dari semua warna.
Musim semi
ini, aku dan beberapa tulip lain harus berusaha lebih keras. Menjaga warna kami
agar tetap merona merah. Mengeraskan tangkai agar berdiri lebih kokoh. Bukan,
bukan hawa musim semi yang patut kami salahkan. Hanya kami terkejut, musim semi
kedua datang lebih awal dan menyentak.
Aku hanya
berharap, aku dan beberapa tulip merah lainnya kian tumbuh mewarnai petakan
lahan ini, tanah di bawah pohon elm. Menebar aroma untuk mengetuk jendela pagi –pagi
buta. Mewarnai sepanjang Eaststreet dengan gerombolan tulip merah yang indah.
Tulip merah selalu indah jika mereka bersama. Aku dan beberapa tulip merah lainnya hanya
sepotong episode musim semi. Kali ini musim semi kedua kami. Allah mungkin akan
membuat warna kami lebih indah musim ini. Tapi caraNya, selalu mengejutkan
kami.
*Salam Rindu
untuk tulip – tulip merah. Aku pasti merindukan aroma kalian pagi – pagi mengetuk
jendela kamarku. Jaga warna merah kalian. Selamat Musim Semi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar