RABU 16 may 2012
Aneh. Sepagi itu, berderet – deret hal yang perlu diselesaikan
nongol serempak di depan mata. Rabu, kebetulan adalah jadwal piket masak di
asrama. Cha kangkung tempe, pindang tomat pedas, dan sambal goreng kentang tahu
target terselesaikan dalam satu jam. Gagal. Jam menunjuk pukul 05.45, kurang
satu menu tapi pukul 06.00 saya harus di lokasi rapat. Seperti kata George Kelly dalam buku Theories of Personality
manusia adalah ilmuwan kehidupan yang harus membuat hipotesis sebelum ia
memilih apa yang akan ia lakukan. Dan akhirnya saya memutuskan meminjam motor teman sebelah kamar, dan
saya berhasil berangkat menuju fakultas. DAN what the heaven! Gerbang fakultas masih
tutup. Saya memutar otak, saya harus parkir dimana motor pinjaman ini, akhirnya tempat parkir fakultas sebelas (fakultas bahasa) sudah buka. Saya sengaja memarkir di dekat pintu keluar, supaya mudah pikir saya. tapi ada yang mengganjal, dieeeeng saya lupa meminjam STNK. Lalu bagaimana motor bisa
keluar dari parkir tanpa STNK. Pada saat itu jam mununjuk pukul 06.05. Saya harus cepet –
cepat kabur dari tempat ini sebelum bapak penjaga parkir tahu. Akhirnya melalui
pintu masuk saya berhasil keluar. Dan akhirnya saya uji nyali, memarkirkan
motor orang di luar kampus. Dan sepanjang rapat, saya hanya banyak memikirkan
tentang motor pinjaman itu.
Anggap saja persoalan rapat dan motor selesai. Beralih jadwal selanjutnya. Praktek konseling pukul 10.00. Sepulang rapat pukul 07.30 saya langsung
merampungkan memasak satu menu yang belum terselesaikan. 08.00 selesai. Mandi, Makan,
nyetrika, baca buku sedikit, buka sms dan Huaaaaaaaa. Apa yang terjadi pemirsa, Klien praktek saya tiba2 membatalkan janji. Padahal itu pukul 09.00 dan praktek dimulai pukul 10.00.
saya mencoba menghubungi nama2 dalam phonebook yang sekiranya dapat dimintai
tolong untuk saya jadikan klien praktek. Dag dig dug tetap belum ada yang
mengatakan jawaban “YA”. Hingga pukul 09.30, saya masih mencoba menenangkan diri
dengan mondar – mandir di kamar. ALL IS WELL.
“Ukh ada teman yang mau jadi klien.” Splasssh rasanya seperti terbang. Segera saya
layangkan kaki menuju kampus. Dan praktek pun segera dimulai.
Flashback. Malamnya, saya memikirkan cara besuk saya bisa
pulang, akhirnya usaha terakhir saya mengirim message untuk teman saya dan
mengatakan saya bolos untuk kelas KLINIS dan PIO, lalu saya minta tolong dia
untuk membelikan tiket kereta terakhir ke Blitar, teman saya menjawab iya.
Kembali lagi, di dalam lab. Menunggu giliran praktek. Teman saya
yang saya message tadi malam dating “TIKET HABIS” Huaaaa what today is?? Hari apa
ini??? Saya sudah lemas. Praktek
konseling masih berjalan. Dan perasaan rindu akan rumah sedikit mengganggu praktek hari itu .
Pukul 12.30 praktek selesai. Saya dan beberapa teman menuju
musholla, namun di dekat tangga, saya bertemu salah satu teman dan dia member tahu
PIO KOSONG. Huaaa semakin sakit hati saya, Saya tidak tahu Tuhan, ini berkah
apa musibah, yang pasti saya hanya akan berperasangka Baik terhadapMu. Hanya
KLINIS, loyo. Psentasi tentang Psikodrama dan Psiko kelompok menjadi sangat tak
menarik. Ibuuuuuu.
Pukul 03.00 kelas selesai. Hari itu saya berencana menginap
di rumah salah seorang teman, karena agar lebih mudah menuju stasiun besoknya.
“Cin, gimana kalau mampir stasiun bentar.”
“Iya.”
Saya masih sedikit berharap kereta sore masih memiliki hati
dan menunggu saya. Ohya, ini bukan di stasiun yang biasanya saya naik kereta. Jadi
di stasiun ini, dapat membeli tiket kapan pun.
“Permisi pak, kereta ke Blitar sudah berangkat.”
“Yah, sayang sekali mbak. Barusan saja.”
Terima kasih pak *senyum paittt
Kamis 17 May 2012
Saya bangun pukul 03.00. sholat dan bersiap – siap menuju
stasiun. Takut kehabisan tiket. Pukul 04.00 saya sudah siap semuanya. Tapi belum
adzan. Saya menjadi berencana untuk sholat dulu sebelum berangkat, tapi
ternyata bapak muadzin luama nggak adzan2. Huffff…..baru pukul 04.15 saya
berakat ke stasiun. Sesainya di stasiun saya sedikit lega. Tak beitu banyak
orang. Saya segera bergabung dengan pengantri di depan loket. Tapi tanpa hati,
bapak2 gendut memasang pengumuan “TIKET KERETA PERTAMA H.A.B.I.S” ;’( dan saya
harus menunggu kereta berikutnya 3 jam kemudian.
Oh really. What the meaning of all that was, God??
Di saat hati yang sesumpek itu, apa kira2 yang seseorang
akan pikirkan. Fuck? Damn? Shit? Could the one of them help you to solve your
problem. Or just repair your messing day? No way.
Apakah hari itu hari buruk saya? Lebih mudah kita mengatakan
iya. Tapi saat ini, saya sedang ingin mengatakan tidak. Hari itu saya sedang
belajar berpositif feeling apa pun kondisi saya. Bukan salah hari apa, bukan
salah kereta, bukan salah klien yang membatalkan janji. Tapi bagaimana cara
saya mendinginkan kepala menghadapi semuanya. Terkadang, masalah tidak
terselesaikan. Tapi, kemungkinan yang harus tetap kita hadapi adalah ya
menghadapinya, sepahit apa pun.
Kalau saja kepala saya tak mendingin waktu membaca sms dari
klien praktek dan tidak mencoba menghubungi seluruh nomer di phonebook, apa
yang terjadi?? Akankah ada teman yang menawari bantuan. Mungkin saya menangis
mengunci diri di kamar.
Begitu juga dalam masalah yang lain, sebesar apa pun. Penyelesaian
bisa jadi dating hanya dengan cara anda tersenyum. Who knows?? Yang jelas
pelajaran dari semua tulisan saya keep positif feeling whatever a big problem
comes. Facing your problem with your sweetest smile :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar