Minggu, 04 November 2012

I love PSYCHOLOGY


Hi people ! whoever you are, I wanna tell you about what the one of many things I love the most. PSYCHOLOGY.

When I was child, I never wrote on my daily diary that Psikologi is my goal.  I wrote “doctor,lawyer,nurse.”  as my  dreams. Till I got pass SHS. ups, not yet. But when I sent my first application to first univ I still did not write Psikologi, I chose social politic degree. And…the result..That Univ rejected my application. Huaaa…i was not frustrated yet. I tried at other univ. I chose ‘education’ as my choise. Guess what then? I was rejected twice. I still remember, I was crying to my Dad, I felt regretted  because feeling guilty. But Dad said “Allah has beautiful plans to you, don’t be cry.” I sweapt my tears and typed application again. but, that was a strange feeling, I just kinda daydreamed in front of my computer, I still did nothing till adzan magrib, I just doing chose, edit, chose, edit…..And then My Mom asked me to take a pray first…and asking to Allah, what the best choice to me. So…I did what my mother said.
After taking a pray…I opened my computer again, and without any doubt, I choose psychology.  two months after that time, I received LoA (Later of Acceptence) :D though I happy but I was not too satisfied.
But now…what’s going on. my love has grown. (as usual, I hard to love something new), so finally I fall in love absolutely with psychology. This is one of God’s plans for me.
Psychology teaches me  how to love my life, how to feel the feeling that someone feels, and how to forgive my self and others.
 psychology makes me to change my goal. at the first  I want to be someone who gets success and life happily with  family, someone who has many money, someone who drives a  white dark Juke. Or who arounds the world. But I think,not enough like that. Life is too short to enjoy just by ourselves. We have to share it. Not only with family member, friends,neighbor, but also with many unknown people in the world.
I don’t know why, whether I am a pleonastic or not, but I always feel sorry when I saw a schizoprhen, an autism, someone who has probles with mental health or other child or adult with special needs. I’m sure that they never demand to God to create them like that way. Oftentimes, Many people give them a jugde, that we have to send them away so our life can be peace, or shortage of them is the shameful things. It’s because people doesn’t know yet, how much the burdens on their brain. They want to share it but they’ve been rejected.
So, I’m decide. I will be a best clinical psychologist. I want to take care all of them, I wanna crying loudly with them, and telling for then that God has a beautiful secret to them. Sometime they will know it. And they have to be better for someone they love.
Sometime I wanna share more about psychology. and want to ask for all people the world to save someone with mental disorder.
cloth embroidered by a pasient of Schizoprhenia

Kamis, 01 November 2012

CANTIK itu HARUS

-->
from my youngest years till this moment here
I’ve never seen such a lovely queen
from the skies above to the deepest love
I’ve never felt crazy like this before
paint my love
You should paint my love
it’s the picture of a thousand sunsets
it’s the freedom of a thousand doves
Baby, You should paint my love
(Michael Learns to Rock)

Oh segitukah cantiknya, seperti apa lovely queen itu (*seperti saya kah?), seperti pemandangan kala seribu matahari tenggelam bersama – sama. seperti kebebasan seribu burung merpati. I cant imagine.
CANTIK = Beautiful
what the meaning of beautiful
saya sering mengartikan cantik adalah

ya, Kete Middleton. Cantik, anggun, dan beruntung. She is the prettiest Princess I tought before.

yup, Yoona , Min Young mereka seringkali berhasil menjadi nominator orang cantik menurut saya. Yoona simple tapi kerap terlihat begitu elok begi saya, dan Park Min Young lawan main Lee Min Ho dalam serial City Hunter ini menurut saya tidak pernah terlihat jelek. Bagimana pun ia berdandan, apakah dia sedang bangun tidur, atau seluruh baju dan rambut terlumuri telur, dia tetap terlihat cantik.
next

oky setiana Dewi, dia seperti Yoona, lihat photo di atas, natural and beauty. Kalau yang ini plus sholihah pisan. Bikin ngiri nggak sih.
selanjutnya.

wah siapa itu?:D siut siut
wanita – wanita yang saya sebutkan di atas, ketika anda menanyakan apa cantik itu kepada saya, dahulu pikiran saya sering membayangkan mereka. Mereka cantik, apalagi yang terakhir *ehemm. Saya sering mengategorikan cantik itu beruntung seperti Kate, Simple seperti Yoona, Cute seperti Min Young. Tapi apakah sebatas itu.
apakah yang di bawah ini tidak cantik

She is Oprah Winfrey. Wanita kulit hitam Amerika yang berprestasi Dalam bidang penyiaran. Oprah berprestasi meski dia memiliki sejarah hidup yang buruk (*baca sendiri biografinya). Apakah dia tidak cantik? She is the amazing one. Dia juga sangat mengagumkan dan memesona.


yup, Gina Rinehart. she is a world’s richest women. cantik mana Gina jika di banding Kate? Persoalan rumah tangganya yang membuat ia harus divorced dengan sang suami tak menjadi kendala untuk terus berkarya hingga menjadikannya wanita terkaya dunia, yang menarik lagi bagi saya pribadi adalah she was a student of Sydney University on Economics degree :D.
Omaswati, ini yang namanya memanfaatkan kekurangan menjadi kelebihan. Bagaimana jadinya jika Omas adalah seorang yang minder dan pemalu, akan kah dia menjadi seperti sekarang. Cantik pada sisi Omas adalah berbeda, mungkin ia bisa dibilang kurang dari segi fisik, tapi cantik pada sisi mental, semangat juang, ketegaran. (y) buat Omas.
Kalau di lihat dari kacamata orang Indonesia, seringkali orang semacam Oprah, Rinehart, Omas tidak masuk kategori cantik. Karena cantik itu putih, karena cantik itu langsing, karena cantik itu berambut lurus. ya, sebatas itu.
Sering kita mendengar cantik itu relative(*jelek itu mutlak hehe) seringkali seperti itu. Mungkin dari mata orang lain, wanita cantik itu Lady Gaga, atau Julia Peres. Tapia pa artinya menjadi cantik hanya bagi sebagian orang. Lalu bagaimana agar menjadi cantik bagi semua orang. cantik yang mutlak cantik. bukan cantik relative.
pada dasarnya manusia (wanita,red) memiliki kecenderungan menyebut cantik itu dari construct lingkungan, seperti apa skema pada pikirannya terbetuk oleh kecantikan – kecantikan sekitar.Itu memang tetap saja yang dinamakan relative tapi menjadi cantik agar hanya disebut cantik, itu yang nggak cantik.
Bukan bermaksud buruk sangka, bisa jadi Yoona dan Min Young operasi plastic. Atau Kate yang anggun itu ternyata suka mengupil dan ngorok kalau tidur. banyak kemungkinan.
Bagi saya, menjadi cantik itu, ketika kita menjadi cantik bagi diri kita sendiri. tak perlu membaik – baikan di depan orang sudah akan terlihat sendiri. tapi bukan berarti saya menuduh mereka (wanita – wanita cantik di atas) hanya berpura – pura cantik di depan kita :D mereka hanya sample.
CANTIK itu HARUS. jadul postingan saya kali memang agak sedikit mekso . But, memang seperti itu, wanita itu harus cantik. Sering kita mendengar harus cantik luar dalam. Memang. Dan kecantikan luar mudah terlihat, tapi kecantikan dalam, menurut saya hanya kita yang tahu. Sehingga itu bisa terpancar, merawat tubuh/diri itu bagi wanita penting (penting sekali). tapi merawat hati juga penting, merawat perilaku juga penting. So what the meaning of beautiful. Cantikkan dirimu, kata saya bukan cantikkan fisikmu, diri dan fisik berbeda. Fisik itu relative, diri itu yang tidak relative.
Tips Menjadi Cantik versi saya
1.       Merawat diri, bagi seorang perempuan kebersihan itu yang sangat penting. Mandi miniman dua kali sehari, cuci muka setelah beraktivitas, gosok gigi, keramas, potong kuku tepat waktu.
2.       Perawatan tambahan, bedak, lotion, foam, pelembab, lightening, peeling of mask. Kalau ada kelebihan rezeki perawatan salon juga boleh, facial, sauna.
3.       Berpakaian wajar. *loh emang yang nggak wajar kaya apa. Pakaian harus bersih, rapi (bukan formal, istilah tepatnya tidak kusut), wangi, matching. Jangan yang minim – minim. kecantikan itu tak perlu diperlihatkan akan terlihat sendiri.
4.       Jaga hati. Berkata kotor, membual, pendendam, dengki, iri dan serentetan penyakit hati akan mengurangi kecantikan kita.
5.       Berpikirkan sebelum bicara. Ini bukan berarti kita menjadi lola. Peerkataan cerdas, dan tidak menyakiti perasaan akan menjadi added value bagi kecantikan kita.
6.       Maksimalkan potensi, jangan terpaku pada sisi cantik orang lain, setiap kita mempunyai sisi cantik yang harus kita maksimalkan. Apa sisi cantik kita? hanya kita yang tahu.
7.       Rawat Inner beauty dengan beribadah. ketenangan, ketulusan yang sering kita latih dalam beribadah akan menjadi sesuatu yang terkondisi bagi diri dan batin kita.
8.       Insight diri. be Your self. jangan alay.
:D selamat mencoba resep cantik.

Kamis, 27 September 2012

Uncategories posting

Rasanya mungkin sama seperti Plankton, ketika ia tertangkap saat mencoba mencuri crushty crab dan diperolok oleh semua penduduk bikini bottom. Atau  sama seperti yang dirasakan Squidward saat semua  orang memilih pulang dari pertunjukan sexophonenya. Atau mungkin seperti yang digambarkan dalam iklan good day cappuccino, memakai baju yang sama persis dengan orang lain saat di pesta. Oh mungkin tidak se-lebai itu. Sulit menemukan kalimat yang tepat untuk menggambarkan. “Malu sampai ke ulu hati” itu belum cukup mewakili. “Kulo tiang cinten, mbak e Jawi nopo cinten.” Oh begini awal ceritanya, pagi itu saya dalam perjalanan kembali ke Surabaya, karena mengejar waktu saya putuskan untuk menggunakan bus. Seperti biasa, bus dari luar kota selalu tidak dapat memasuki Surabaya, “PLN Pak,” begitu kata saya pada pak Kernet yang sesaat kemudian mengetok – ketok besi menggunakan koin dan bus pun menepi. Perjalanan ke Surabaya saya lanjutkan dengan mengunakan bus Ijo jurusan Mojokerto-Surabaya. Bus ini istimewa karena mendapat hak memasuki kota Surabaya. Singkat cerita saya duduk di bangku nomer dua dari belakang, di samping saya seorang bapak – bapak. Karena saya suka mengobrol, terjadilah perbincangan di antara kami.
“Kuliah dimana dek.”
“Unesa, Pak.”
“Ngambil jurusan apa.”
“Psikologi.”
“Ini sendirian. Dulu SMA mana.”
“iya sendiri, saya dari Blitar Pak, dari SMA Srengat.”
Kami tetap mengobrol tanpa mamandang satu sama lain.
“Ooh…SMA Srengat, saya tahu itu, dahulu itu sekitar tahun 80an saya pernah di Wonodadi.”
“Ohya Pak, waah iya itu Srengat timurnya wonodadi.” Jawab saya dengan sedikit bumbu – bumbu nada surprise.
“Iya…mungkin kamu masih kecil itu waktu saya di sana, kamu kelahiran tahun berapa.”
“92, belum pak masih jauh.”
“Waah masih kecil ya ternyata. Kalau tahun 92an saya sedang di Prancis. Kuliah disana.”
“Waah di Prancis, hebat dong Pak. Beasiswa atau biaya sendiri.”
“Beasiswa dari Konsulat di Surabaya sini. Saya coba – coba saja, dan ternyata lolos.”
“Gimana pak caranya, saya jadi berminat.” *mupeng
“Kamu bisa bahasa asing apa saja?” *Dieeng !!! pertanyaannya loo
“uummm English, tapi masih lemah.”
“Waah kamu harus banyak berlatih, kamu tahu saya bisa berapa bahas, saya bisa Inggris, Prancis, China, Yunani, Latin, Itali, Belanda.” Tawa bapak itu tergelak entahkarena apa. “Oh bahasa Indonesia, Madura, Jawa.” Lanjut beliau, Sesaat kemudian bapak itu berucap “Blab la blab la bla wes hewes hewes hewes. Kamu tahu apa yang saya bicarakan.” Malu tidak malu saya menggeleng. “Waah kamu, ini bahasa jawa. Kulo tiang cinten, mbak e Jawi nopo cinten.” Bagian ini yang membuat saya maluuuuuuuuuuuuuu dengan U sepuluh kali pun tak cukup mewakili betapa malunya. Jelas – jelas saya berkulit cokelat tua dan mata yang jauh dari kata sipit. Saya pandang sebentar bapak sebelah saya, mata sipit tertutup kacamata, sedikit gendut dan berambut hitam putih. Sebenarnya saya suka bercakap – cakap dengan bapak tersebut, namun sayang, beliau turun tak lama kemudian.
Bukan apa – apa, entah kenapa, ada beberapa hal dari orang China yang membuat saya menjadi kagum. Setahun lalu saya bekerja dengan memberi les akutansi ada seorang anak China bernama Yonathan, Jo –begitu panggilan yang Yonathan minta- adalah siswa kelas 11 di SMA Frateran di Surabaya, ketika itu kami belajar pembukuan pada kertas kerja, dia memiliki beberapa kertas kerja siap pakai yang ia beli dari Koperasi sekolah, sehingga untuk latihan tanpa pikir panjang saya langsung menyuruhnya menggunakan kertas kerja siap pakai itu, “Loh kenapa tidak pakai kertas kosong ini saja mbak,” tolaknya “Kan sudah ada yang bergaris, biar efisien waktu.” selain itu saya malas menggaris pikir saya. “Loh ini kan mahal mbak, belinya pakai uang saya sendiri pula.” Ia tetap bersikokoh menulis pada kertas bekas yang baliknya tak terpakai. “Mahalnya berapa sih, Jo.” Jawaban konyol saya yang beberapa saat kemudian saya sesali. “Ini satu lembarnya 1.250.” “Halah seribu duaratus tok aja lo.” Jawaban saya entah kenapa terlihat semakin konyol .” “Seribu duaratus lima puluh tok, itu kan uang. Ini kan Cuma latihan.” Inilah yang orang – orang jurusan bahasa Indonesia sering sebut dengan –termakan omongan sendiri- dan saya hanya diam untuk menutupi rasa malu.
Lain Yonathan, lain Nixson, Ia siswa kelas 2 SDK Karitas Surabaya. Chinese tulen tapi saya rasa mamanya meminum obat anti mata sipit ketika hamil sehingga Nixson tidak sipit sama sekali. Wajahnya selalu menarik orang lain untuk mencubitnya. Yang membuat saya uring – uringan, Nixson selalu mengucapkan kata – kata aneh yang membuat saya sulit menemukan jawaban yang  tepat. “Mbak, kenapa ayam tidak mempunyai selaput seperti bebek, mereka kan sama – sama unggas. Gimana kalau ayam juga ingin renang” atau “Terkadang kentut kita bau, terkadang enggak, itu kenapa sih Mbak.” atau ketika setelah saya menemukan jawaban yang saya rasa sangat diplomatis ia akan memberi umpan balik dengan .”Mbak yakin itu jawabnya,” atau “Mbak tahu itu darimana soalnya kata Kokoku……kata Ceceku …….” Nixsooooooooooooon.
Saya menemukan banyak jawaban mengapa orang China menjadi seperti itu setelah membaca sebuah karya Amy Chua yang berjudul Bettle Hymn of The Tiger Mother. Anak China di didik untuk menjadi Nomer 1, sekali lagi Nomer satu bukan nomer dua. Tidak boleh ada nilai A minus, semua harus A.  Tidak ada jadwal bermain dan jalan – jalan ke mall. Saya banyak manarik napas ketika membaca cara Amy membesarkan Luisa dan Shopie dengan ala Ibu China di Amerika, tapi seolah saya pernah mengalami apa yang dirasakan Lulu dan Shopie. Hanya dalam hal yang berbeda, ketika orang tua saya menyuruh saya dengan membayar dengan uang sepuluh ribu agar saya tidak pernah membuka jilbab di depan umum ketika saya masih sekolah dasar, atau mewajibkan mengikuti kajian mingguan ketika saya masih SMP, wajib bukan sunah mu’akad, melarang menggukan celana yang sering saya langgar ketika SMA dan memasukkan saya pada Asrama Putri muslim ketika saya kuliah. Ya itulah cara orang timur mendidik anak. China, Indonesia. Hanya kita terkonsen pada hal yang berbeda. Dan saya merasakan benar – benar menjadi anak timur ketika dalam hidup saya hanya memilki sedikit pilihan. Tapi sepertinya saya terlahir sebagai Shopie bagi Amy, karena saya tidak suka memberontak seperti  Lulu. Dan dengan di besarkan seprti itu, saya mulai menyukai aturan.
Saya akan sulit menjawab ketika ditanya, apa tema tulisan kali ini. Saya tidak tahu. Saya hanya ingin berujar, bercuap – cuap. Karena ketika menulis ini, pikiran saya sedang tidak enak. Saya baru saja bertengkar dengan ibu saya gara – gara saya salah menempatkan baju adik saya ke dalam lemari ibu saya. Rupanya ibu saya memiliki jiwa ibu China, kesalahan tetap di sebut kesalahan, sekecil apa pun bentuknya.