Hi people !
whoever you are, I wanna tell you about what the one of many things I love the
most. PSYCHOLOGY.
When I was
child, I never wrote on my daily diary that Psikologi is my goal.I wrote “doctor,lawyer,nurse.”as mydreams. Till I got pass SHS. ups, not yet. But when I sent my first
application to first univ I still did not write Psikologi, I chose social
politic degree. And…the result..That Univ rejected my application. Huaaa…i was
not frustrated yet. I tried at other univ. I chose ‘education’ as my choise.
Guess what then? I was rejected twice. I still remember, I was crying to my
Dad, I felt regrettedbecause feeling
guilty. But Dad said “Allah has beautiful plans to you, don’t be cry.” I sweapt
my tears and typed application again. but, that was a strange feeling, I just
kinda daydreamed in front of my computer, I still did nothing till adzan magrib,
I just doing chose, edit, chose, edit…..And then My Mom asked me to take a pray
first…and asking to Allah, what the best choice to me. So…I did what my mother
said.
After taking
a pray…I opened my computer again, and without any doubt, I choose
psychology.two months after that time, I
received LoA (Later of Acceptence) :D though I happy but I was not too
satisfied.
But now…what’s
going on. my love has grown. (as usual, I hard to love something new), so
finally I fall in love absolutely with psychology. This is one of God’s plans
for me.
Psychology
teaches mehow to love my life, how to
feel the feeling that someone feels, and how to forgive my self and others.
psychology makes me to change my goal. at the
first I want to be someone who gets success
and life happily withfamily, someone
who has many money, someone who drives awhite dark Juke. Or who arounds the world. But I think,not enough like
that. Life is too short to enjoy just by ourselves. We have to share it. Not
only with family member, friends,neighbor, but also with many unknown people in
the world.
I don’t know
why, whether I am a pleonastic or not, but I always feel sorry when I saw a
schizoprhen, an autism, someone who has probles with mental health or other
child or adult with special needs. I’m sure that they never demand to God to
create them like that way. Oftentimes, Many people give them a jugde, that we have
to send them away so our life can be peace, or shortage of them is the shameful
things. It’s because people doesn’t know yet, how much the burdens on their
brain. They want to share it but they’ve been rejected.
So, I’m
decide. I will be a best clinical psychologist. I want to take care all of
them, I wanna crying loudly with them, and telling for then that God has a
beautiful secret to them. Sometime they will know it. And they have to be
better for someone they love.
Sometime I wanna
share more about psychology. and want to ask for all people the world to save
someone with mental disorder.
Oh segitukah cantiknya, seperti apa lovely queen itu
(*seperti saya kah?), seperti pemandangan kala seribu matahari tenggelam
bersama – sama. seperti kebebasan seribu burung merpati. I cant imagine.
CANTIK = Beautiful
what the meaning of beautiful
saya sering mengartikan cantik adalah
ya, Kete Middleton. Cantik, anggun, dan beruntung. She is
the prettiest Princess I tought before.
yup,
Yoona , Min Young mereka seringkali berhasil menjadi nominator orang cantik
menurut saya. Yoona simple tapi kerap terlihat begitu elok begi saya, dan Park
Min Young lawan main Lee Min Ho dalam serial City Hunter ini menurut saya tidak
pernah terlihat jelek. Bagimana pun ia berdandan, apakah dia sedang bangun
tidur, atau seluruh baju dan rambut terlumuri telur, dia tetap terlihat cantik.
next
oky setiana Dewi, dia seperti Yoona, lihat photo di atas, natural
and beauty. Kalau yang ini plus sholihah pisan. Bikin ngiri nggak sih.
selanjutnya.
wah siapa itu?:D siut siut
wanita – wanita yang saya sebutkan di atas, ketika anda
menanyakan apa cantik itu kepada saya, dahulu pikiran saya sering membayangkan
mereka. Mereka cantik, apalagi yang terakhir *ehemm. Saya sering mengategorikan
cantik itu beruntung seperti Kate, Simple seperti Yoona, Cute seperti Min
Young. Tapi apakah sebatas itu.
apakah yang di bawah ini tidak cantik
She
is Oprah Winfrey. Wanita kulit hitam Amerika yang berprestasi Dalam bidang
penyiaran. Oprah berprestasi meski dia memiliki sejarah hidup yang buruk (*baca
sendiri biografinya). Apakah dia tidak cantik? She is the amazing one. Dia juga
sangat mengagumkan dan memesona.
yup,
Gina Rinehart. she is a world’s richest women. cantik mana Gina jika di banding
Kate? Persoalan rumah tangganya yang membuat ia harus divorced dengan sang
suami tak menjadi kendala untuk terus berkarya hingga menjadikannya wanita
terkaya dunia, yang menarik lagi bagi saya pribadi adalah she was a student of
Sydney University on Economics degree :D.
Omaswati, ini yang namanya memanfaatkan kekurangan menjadi
kelebihan. Bagaimana jadinya jika Omas adalah seorang yang minder dan pemalu,
akan kah dia menjadi seperti sekarang. Cantik pada sisi Omas adalah berbeda,
mungkin ia bisa dibilang kurang dari segi fisik, tapi cantik pada sisi mental,
semangat juang, ketegaran. (y) buat Omas.
Kalau
di lihat dari kacamata orang Indonesia, seringkali orang semacam Oprah,
Rinehart, Omas tidak masuk kategori cantik. Karena cantik itu putih, karena
cantik itu langsing, karena cantik itu berambut lurus. ya, sebatas itu.
Sering
kita mendengar cantik itu relative(*jelek itu mutlak hehe) seringkali seperti
itu. Mungkin dari mata orang lain, wanita cantik itu Lady Gaga, atau Julia
Peres. Tapia pa artinya menjadi cantik hanya bagi sebagian orang. Lalu
bagaimana agar menjadi cantik bagi semua orang. cantik yang mutlak cantik.
bukan cantik relative.
pada dasarnya manusia (wanita,red) memiliki kecenderungan
menyebut cantik itu dari construct lingkungan, seperti apa skema pada
pikirannya terbetuk oleh kecantikan – kecantikan sekitar.Itu memang tetap saja
yang dinamakan relative tapi menjadi cantik agar hanya disebut cantik, itu yang
nggak cantik.
Bukan bermaksud buruk sangka, bisa jadi Yoona dan Min Young
operasi plastic. Atau Kate yang anggun itu ternyata suka mengupil dan ngorok
kalau tidur. banyak kemungkinan.
Bagi saya, menjadi cantik itu, ketika kita menjadi cantik
bagi diri kita sendiri. tak perlu membaik – baikan di depan orang sudah akan
terlihat sendiri. tapi bukan berarti saya menuduh mereka (wanita – wanita
cantik di atas) hanya berpura – pura cantik di depan kita :D mereka hanya
sample.
CANTIK itu HARUS. jadul postingan saya kali memang agak
sedikit mekso . But, memang seperti itu, wanita itu harus cantik. Sering
kita mendengar harus cantik luar dalam. Memang. Dan kecantikan luar mudah
terlihat, tapi kecantikan dalam, menurut saya hanya kita yang tahu. Sehingga
itu bisa terpancar, merawat tubuh/diri itu bagi wanita penting (penting
sekali). tapi merawat hati juga penting, merawat perilaku juga penting. So what
the meaning of beautiful. Cantikkan dirimu, kata saya bukan cantikkan fisikmu,
diri dan fisik berbeda. Fisik itu relative, diri itu yang tidak relative.
Tips Menjadi Cantik versi saya
1.Merawat diri, bagi seorang
perempuan kebersihan itu yang sangat penting. Mandi miniman dua kali sehari,
cuci muka setelah beraktivitas, gosok gigi, keramas, potong kuku tepat waktu.
2.Perawatan tambahan, bedak,
lotion, foam, pelembab, lightening, peeling of mask. Kalau ada kelebihan rezeki
perawatan salon juga boleh, facial, sauna.
3.Berpakaian wajar. *loh
emang yang nggak wajar kaya apa. Pakaian harus bersih, rapi (bukan formal,
istilah tepatnya tidak kusut), wangi, matching. Jangan yang minim – minim.
kecantikan itu tak perlu diperlihatkan akan terlihat sendiri.
4.Jaga hati. Berkata kotor,
membual, pendendam, dengki, iri dan serentetan penyakit hati akan mengurangi
kecantikan kita.
5.Berpikirkan sebelum bicara.
Ini bukan berarti kita menjadi lola. Peerkataan cerdas, dan tidak menyakiti perasaan
akan menjadi added value bagi kecantikan kita.
6.Maksimalkan potensi, jangan
terpaku pada sisi cantik orang lain, setiap kita mempunyai sisi cantik yang
harus kita maksimalkan. Apa sisi cantik kita? hanya kita yang tahu.
7.Rawat Inner beauty dengan
beribadah. ketenangan, ketulusan yang sering kita latih dalam beribadah akan
menjadi sesuatu yang terkondisi bagi diri dan batin kita.
Rasanya
mungkin sama seperti Plankton, ketika ia tertangkap saat mencoba mencuri
crushty crab dan diperolok oleh semua penduduk bikini bottom. Atausama seperti yang dirasakan Squidward saat
semuaorang memilih pulang dari
pertunjukan sexophonenya. Atau mungkin seperti yang digambarkan dalam iklan
good day cappuccino, memakai baju yang sama persis dengan orang lain saat di
pesta. Oh mungkin tidak se-lebai itu. Sulit menemukan kalimat yang tepat untuk
menggambarkan. “Malu sampai ke ulu hati” itu belum cukup mewakili. “Kulo tiang
cinten, mbak e Jawi nopo cinten.” Oh begini awal ceritanya, pagi itu saya dalam
perjalanan kembali ke Surabaya, karena mengejar waktu saya putuskan untuk
menggunakan bus. Seperti biasa, bus dari luar kota selalu tidak dapat memasuki
Surabaya, “PLN Pak,” begitu kata saya pada pak Kernet yang sesaat kemudian
mengetok – ketok besi menggunakan koin dan bus pun menepi. Perjalanan ke
Surabaya saya lanjutkan dengan mengunakan bus Ijo jurusan Mojokerto-Surabaya.
Bus ini istimewa karena mendapat hak memasuki kota Surabaya. Singkat cerita
saya duduk di bangku nomer dua dari belakang, di samping saya seorang bapak –
bapak. Karena saya suka mengobrol, terjadilah perbincangan di antara kami.
“Kuliah
dimana dek.”
“Unesa, Pak.”
“Ngambil
jurusan apa.”
“Psikologi.”
“Ini
sendirian. Dulu SMA mana.”
“iya sendiri,
saya dari Blitar Pak, dari SMA Srengat.”
Kami tetap
mengobrol tanpa mamandang satu sama lain.
“Ooh…SMA
Srengat, saya tahu itu, dahulu itu sekitar tahun 80an saya pernah di Wonodadi.”
“Ohya Pak, waah
iya itu Srengat timurnya wonodadi.” Jawab saya dengan sedikit bumbu – bumbu
nada surprise.
“Iya…mungkin
kamu masih kecil itu waktu saya di sana, kamu kelahiran tahun berapa.”
“92, belum
pak masih jauh.”
“Waah masih
kecil ya ternyata. Kalau tahun 92an saya sedang di Prancis. Kuliah disana.”
“Waah di
Prancis, hebat dong Pak. Beasiswa atau biaya sendiri.”
“Beasiswa
dari Konsulat di Surabaya sini. Saya coba – coba saja, dan ternyata lolos.”
“Gimana pak
caranya, saya jadi berminat.” *mupeng
“Kamu bisa
bahasa asing apa saja?” *Dieeng !!! pertanyaannya loo
“uummm
English, tapi masih lemah.”
“Waah kamu
harus banyak berlatih, kamu tahu saya bisa berapa bahas, saya bisa Inggris,
Prancis, China, Yunani, Latin, Itali, Belanda.” Tawa bapak itu tergelak
entahkarena apa. “Oh bahasa Indonesia, Madura, Jawa.” Lanjut beliau, Sesaat
kemudian bapak itu berucap “Blab la blab la bla wes hewes hewes hewes. Kamu
tahu apa yang saya bicarakan.” Malu tidak malu saya menggeleng. “Waah kamu, ini
bahasa jawa. Kulo tiang cinten, mbak e Jawi nopo cinten.” Bagian ini yang
membuat saya maluuuuuuuuuuuuuu dengan U sepuluh kali pun tak cukup mewakili
betapa malunya. Jelas – jelas saya berkulit cokelat tua dan mata yang jauh dari
kata sipit. Saya pandang sebentar bapak sebelah saya, mata sipit tertutup
kacamata, sedikit gendut dan berambut hitam putih. Sebenarnya saya suka
bercakap – cakap dengan bapak tersebut, namun sayang, beliau turun tak lama
kemudian.
Bukan apa –
apa, entah kenapa, ada beberapa hal dari orang China yang membuat saya menjadi
kagum. Setahun lalu saya bekerja dengan memberi les akutansi ada seorang anak
China bernama Yonathan, Jo –begitu panggilan yang Yonathan minta- adalah siswa
kelas 11 di SMA Frateran di Surabaya, ketika itu kami belajar pembukuan pada
kertas kerja, dia memiliki beberapa kertas kerja siap pakai yang ia beli dari
Koperasi sekolah, sehingga untuk latihan tanpa pikir panjang saya langsung
menyuruhnya menggunakan kertas kerja siap pakai itu, “Loh kenapa tidak pakai
kertas kosong ini saja mbak,” tolaknya “Kan sudah ada yang bergaris, biar
efisien waktu.” selain itu saya malas menggaris pikir saya. “Loh ini kan mahal
mbak, belinya pakai uang saya sendiri pula.” Ia tetap bersikokoh menulis pada
kertas bekas yang baliknya tak terpakai. “Mahalnya berapa sih, Jo.” Jawaban
konyol saya yang beberapa saat kemudian saya sesali. “Ini satu lembarnya
1.250.” “Halah seribu duaratus tok aja lo.” Jawaban saya entah kenapa terlihat
semakin konyol .” “Seribu duaratus lima puluh tok, itu kan uang. Ini kan Cuma
latihan.” Inilah yang orang – orang jurusan bahasa Indonesia sering sebut
dengan –termakan omongan sendiri- dan saya hanya diam untuk menutupi rasa malu.
Lain
Yonathan, lain Nixson, Ia siswa kelas 2 SDK Karitas Surabaya. Chinese tulen
tapi saya rasa mamanya meminum obat anti mata sipit ketika hamil sehingga
Nixson tidak sipit sama sekali. Wajahnya selalu menarik orang lain untuk
mencubitnya. Yang membuat saya uring – uringan, Nixson selalu mengucapkan kata
– kata aneh yang membuat saya sulit menemukan jawaban yangtepat. “Mbak, kenapa ayam tidak mempunyai
selaput seperti bebek, mereka kan sama – sama unggas. Gimana kalau ayam juga
ingin renang” atau “Terkadang kentut kita bau, terkadang enggak, itu kenapa sih
Mbak.” atau ketika setelah saya menemukan jawaban yang saya rasa sangat
diplomatis ia akan memberi umpan balik dengan .”Mbak yakin itu jawabnya,” atau
“Mbak tahu itu darimana soalnya kata Kokoku……kata Ceceku …….”
Nixsooooooooooooon.
Saya
menemukan banyak jawaban mengapa orang China menjadi seperti itu setelah
membaca sebuah karya Amy Chua yang berjudul Bettle Hymn of The Tiger Mother.
Anak China di didik untuk menjadi Nomer 1, sekali lagi Nomer satu bukan nomer
dua. Tidak boleh ada nilai A minus, semua harus A.Tidak ada jadwal bermain dan jalan – jalan ke
mall. Saya banyak manarik napas ketika membaca cara Amy membesarkan Luisa dan
Shopie dengan ala Ibu China di Amerika, tapi seolah saya pernah mengalami apa
yang dirasakan Lulu dan Shopie. Hanya dalam hal yang berbeda, ketika orang tua
saya menyuruh saya dengan membayar dengan uang sepuluh ribu agar saya tidak
pernah membuka jilbab di depan umum ketika saya masih sekolah dasar, atau
mewajibkan mengikuti kajian mingguan ketika saya masih SMP, wajib bukan sunah
mu’akad, melarang menggukan celana yang sering saya langgar ketika SMA dan
memasukkan saya pada Asrama Putri muslim ketika saya kuliah. Ya itulah cara
orang timur mendidik anak. China, Indonesia. Hanya kita terkonsen pada hal yang
berbeda. Dan saya merasakan benar – benar menjadi anak timur ketika dalam hidup
saya hanya memilki sedikit pilihan. Tapi sepertinya saya terlahir sebagai
Shopie bagi Amy, karena saya tidak suka memberontak sepertiLulu. Dan dengan di besarkan seprti itu, saya
mulai menyukai aturan.
Saya akan
sulit menjawab ketika ditanya, apa tema tulisan kali ini. Saya tidak tahu. Saya
hanya ingin berujar, bercuap – cuap. Karena ketika menulis ini, pikiran saya
sedang tidak enak. Saya baru saja bertengkar dengan ibu saya gara – gara saya
salah menempatkan baju adik saya ke dalam lemari ibu saya. Rupanya ibu saya
memiliki jiwa ibu China, kesalahan tetap di sebut kesalahan, sekecil apa pun
bentuknya.