Besuk
adalah weekend kedua, dan minggu depan adalah minggu ketiga saya bekerja.
Bekerja? Cieee kerja ciee. Tapi anehnya saya enggak merasa bekerja, haha. Dua
hari hari terakhir ini, adalah hari-hari
pertama saya dibiarkan pegang sendiri sejak saya resmi menjadi terapis di
sebuah rumah terapi autism anak di kota saya tercinta, Blitar. Meskipun masih
menerapi anak dengan gangguan ringan tapi lumayan kagok alias nderedeg. Kemarin
saya memegang anak Slow Learner, hari ini Reterdasi mental dan AVT (Audio
Visual Theraphy). Meskipun sering nyontek selama prosesi, Alhamdulillah
lancar.
Sejauh
minggu kedua ini, saya suka pekerjaan saya. Saya suka suasana tempat terapi
yang kondisinya ‘Psikologi’ banget. Bukan karena kebanyakan memang orang-orang
Psikologi, tapi karena budaya di dalamnya. Banyak orang Psikologi yang kurang
bisa memaknai cara bergaul dengan sesame. Di tempat kerja saya, asas yang
dijunjung tinggi adalah penghargaan. Jangan coba-coba ngrasani alias
nggosipin kejelekan teman kalau tidak mau kena tegur ketua terapis. Saya bilang
begini karena memang sudah ada contoh kasus.
Pertama
masuk kerja saya dibikin terharu karena semua terapis mau pakai seragam yang
seharusnya dipakai hari rabu demi menyamakan seragam dengan saya karena seragam
saya yang hari senin belum jadi. Istilah mudahnya, mereka semua ngakrabi, tidak
membuat saya sungkan. Dan meskipun saya berungkali salah, cara kasih tahu saya
pun tidak bernada nggurui sehingga saya lebih mudah menerima.
Semoga
ini bukan hanya di awal. Semoga pekerjaan ini terus menyenangkan. Belum-belum,
saya sudah mendapat banyak PR, dan diantara tugas yang paling sulit adalah
belajar mbentak peserta terapis yang masih anak-anak. Haha ya awalnya saya ndak
tega bentak mereka. Muka mereka lucu, meskipun salah tetep saja saya pengen
ketawa. “Bu Futri, dengan anak ADHD (Hiperaktif) dan Autis kalau kita tidak
bentak, kita tidak direken.” Jadi saya mulai belajar bisa bentak mereka kalau
mereka salah. Intinya harus tegaan, karena mereka sedang belajar. Pembiasaan
dan pemaksaan yang membuat mereka merubah perilaku.
Banyak
sekali ilmu yang saya dapat. Dan sepertinya ilmu teoritis di kampus belum ada
apa-apanya dibanding praktek nyata seperti ini. Saya senang meskipun diberi
tugas buka dan baca lagi buku materi, bikin laporan observasi. Tapi overall,
pekerjaan ini menyenangkan.
23:09
Blitar 19 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar