Dua
orang asing di depan saya lagi ngobrol
x
: Hati-hati kalau mau ngapa-ngapin, banyak blogger berkeliaran
y
: Maksudnya?
x
: Mereka itu suka ngamati sesuatu, nah kalo ada yang unik menurut mereka, langsung
aja mereka komentarin panjang lebar di blog-nya. Kamu nggak mau jadi obyek yang
dikomentarin di tulisannya, kan?
saya
(dalam hati) : wkwkwkwk ini pun bakalan tak jadiin tulisan. Makasih ya Guys
inspirasinya
Saya
baru sadar, ternyata kerjaan blogger-blogger adalah komentarin hidupnya orang.
Apalagi yang domainnya gratisan :P . Saya tidak menyalahkan, karena saya-pun
begitu adanya. Kehidupan orang lain selalu saja mudah membuat kita terispirasi.
Tapi bagusnya, blogger-blogger yang saya temui masih menggunakan kode etik
alias menyamarkan nama obyeknya.
Percakapan
dua orang asing di atas membuat saya mikir. Bener juga ya, jangan-jangan
pada waktu tertentu ada yang mengamati tingkah aneh saya diam-diam terus
dijadiin bahan tulisan buat dikomentarin, waaah X_X. Kan, jadi pikir-pikir
kalau mau ngupil sembarangan, nanti jadi bahan tulisan yang judulnya “Cewek
berjilbab, di sepotong senja dan sedang menggupil di stasiun.” Waaah enggak
banget kayaknya.
Jujur,
saya lumayan sering melakukan aksi ngomentarin orang asing seperti ini.
Terutama yang sering riwa-riwi di stasiun atau di dalam kereta. Untunglah
diantaranya kemungkinan tidak membaca blog saya dan ngerasa melaporkan ke
polisi, terus saya menjadi tranding topic kayak Florance. Tidaaaaaak. Bisa
hancur masa depan saya !
Tapi
tentulah, saya komentarinnya tentang kalau ada udang di balik rempeyek, artinya
saya enggak ngomongin keburukan mereka dan menjelek-jelekkan mereka. Saya suka
menulis sesuatu kalau saya kagum sama orang itu, nyariin tiket kereta misalnya,
atau jinjingin ransel saya yang berat (yang sejauh ini belum ada :D ).
Kehidupan
manusia memang seperti ini dan tidak bisa kita pungkiri, kecuali kalau kita mau
transmigrasi ke bulan. Kasih komentar dan dikomentarin, itulah seninya menjadi
manusia. Asal semua sesuai kaidah. Dan ini sah-sah saja bagi saya, mengomentari
untuk menjadi tulisan kalau itu sesuatu yang baik bisa dicontoh yang lain, dan
yang buruk bisa dijadikan pelajaran. As simple as that.
Ini
sekalian mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam bertindak apa pun, terutama
di tempat umum, misalnya, janganlah tidur sambil nganga lebar sampe bola kasti
pun masuk, atau nyerobot antrian lalu teriak-teriak “Gue buru-buru.” Itu hal
yang sungguh memancing para blogger untuk dijadikan tulisan.
Terakhir
dan yang paling penting, blogger adalah manusia, dikomentarin manusia tidak
berefek apa pun jika kita tak ambil hati, kan? Tapi ada yang lebih suka banget
ngamati kita-kita, yang kepo banget aktivitas kita apa saja, dia juga penulis,
penulis amal baik dan buruk yaitu Rakib dan Atid. Semoga kita lebih
berhati-hati karena itu. Karena dikomentarin manusia tidak ada apa-apanya
dibanding dinilai baik-buruknya di mata Allah.
Waallahu’alam
Blitar
6 Sepeteber 2014
8 komentar:
inspiratif :D, jadi pengen nulisin hidupnya orang itu :D
Iya Aris, tulis aja haha. terimakasih kunjungannya yaa
hahaa bener banget, saya juga sering terinspirasi dari suasana sekitar buat bahan ngeblog :D
Iyaa :D
Wah.... super sekali. Baru nyadar :D
namanya juga blogger apa aja bisa jadi bahan, termauk diri kita sendiri :D
Haha iyaaa
Beruntunglah kita wahai para blogger, menjadi raja setidaknya di domain sederhana milik kita :3
Posting Komentar