“Jangan
lah perempuan-perempuan menghina perempuan-perempuan lain karena mereka yang
dihina bisa jadi lebih baik daripada yang menghina.” (Al-Hadits)
Sejauh
kita masih diberi kesempatan menghirup oksigen, manusia selalu masih memiliki
kesempatan, belum terlambat. Terlambat hanya untuk mereka yang nyawanya telah
di kerongkongan, ketika pintu taubat telah tertutup. Maka, menilai seseorang
itu bukan lah hak manusia, seburuk apa pun mereka, kita tidak berhak menilai,
apalagi menghakimi.
Jaman
sekarang, semakin tinggi ilmu seseorang justru kebanyakan, saya katakan
kebanyakan (tidak semua), merasa memiliki hak untuk menilai orang lain,
membandingkan apa yang ia ketahui dengan apa yang dilakukan orang lain.
Padahal, manusia pengetahuannya terbatas, terkadang malah memberi penilaian
hanya berdasar apa yang dilihat.
Selalu
ada waktu, sebelum Izroil datang, sebelum gelap kubur menghimpit, bagi
seseorang untuk memperbaiki diri, Allah pun memberi hidayah melalui pintu yang
tak terduga. Untuk itu, nabi selalu mencontohkan ketawadhu’an. Tawadhu’ bahasa
kitanya adalah ketika bertemu orang lain kita berpikir “pasti orang ini memilki
suatu kelebihan yang aku tak punya”. Tawadhu’ lawan dari sombong, sombong
adalah sifat iblis. Sifat iblis adalah selalu merasa lebih baik dan menilai
orang lain lebih buruk.
Kalian
ingat, yang menyebabkan Iblis dan anak turunnya dilaknat Allah dan terusir dari
surge adalah kesombongan. Sombong karena merasa hebat dari Adam. Sehingga,
seperti apa pun orang lain, alangkah baiknya kita menjaga lisan dan prasangka
dari menilai yang buruk-buruk atau merasa diri lebih baik. Karena selalu ada
waktu seseorang untuk berubah, selama ia masih memiliki kehidupan. Sedang kita,
jika merasa baik, jangan-jangan Allah mencabut hidayah karena kesombongan kita,
na’udzubillah.
Semoga
Allah menjadikan kita manusia-manusia yang selalui baik prasangkanya. Yang
tumbuh dalam kerendahan hati, karena di dunia ini yang tinggi hanyalah Allah.
Semoga kita senantiasa dianugerahi keistiqomahan untuk memperbaiki diri. Karena
selama nafas masih terhembus, masih selalu ada waktu.
Blitar,
8 Agustus 2014
2 komentar:
Betul. ada sebagian org yg menggunakan cara stereotyping sebagai alat berdakwah. menurutku, cara ini perlu dievaluasi....
:)
terimakasih sudah berkunjung :)
Posting Komentar