Untuk
siapa?
Tidak
tahu. Hanya menulis saja. Mungkin untuk dimasukkan ke dalam botol lalu
melemparkannya ke tengah samudra. Biar,
suatu saat seseorang di tepian pantai bagian yang lain menemukannya. Klasik?
memang iya. Cinta selalu klasik, tapi menarik.
Aku
suka menulis sajak, seolah sudah jelas tertuju pada siapa, tapi sebenarnya aku
sungguh tak ada bayangan, tak ada gambaran. Aku justru ketakutan. Takut jika
ada yang merasa dan jatuh cinta dengan tulisanku. Aku GR banget ya? Iya, karena
aku manusia.
Ada
peristiwa yang membuatku melarang hatiku untuk mudah jatuh cinta, dan ini benar
adanya. Aku hanya takut kecewa. Cemen mungkin, tapi ya memang begini lah. Aku
takut nama yang kutulis tidak sama dengan yang direncanakanNya. Itu saja.
Mungkin
salah satu alasan Tuhan tak menakdirkanku jadi gadis pesisir pantai adalah agar
aku tak mengotori laut dengan botol-botol berisi surat. Mungkin, aku akan
benar-benar melakukannya jika ini memungkinkan. Memang kadang aku konyol
begitu. Tapi biarlah, ini setidaknya membuatku bahagia.
Ada
banyak yang kurencanakan tapi tak kesampaian, aku justru mendapat hal berbeda
yang menakjubkan, ini yang membuatku sanksi untuk menentukan. Biar Allah saja
yang memilihkan, biar Allah saja yang membilangi, aku tak berani bilang
sendiri.
Seperti
yang kujelaskan di awal, aku terkadang cemen dalam hal jatuh cinta. Karena
meskipun belajar psikologi, aku tidak benar-benar bisa memutuskan siapa
terlihat baik untukku, aku hanya yakin manusia sekedar saling tahu, tidak
saling kenal. Selalu begitu kan? Tuhan selalu lebih mengenal makhlukNya.
Karena
itu, untuk menjawab pertanyaan ‘untuk siapa?’ aku katakan, untuk seseorang yang
masih malu hendak melamarku, haha. Tapi aku tidak tahu, siapa dia sebenarnya.
Biarkan saja, jika benar-benar mencintaiku, dia pasti menemui ayahku. Biarkan
saja, aku tetap menulis sajak untuknya, aku kubekap semuanya di dalam botol,
lalu biar Tuhan melalui gelombang
menghanyutkannya pada siapa. Biarlah Tuhan mengutus angin melemparkannya
ke tepian mana. Biar Tuhan yang memprakarsai perkenalan kami melalu surat di
dalam botol ini.
Sudah
jelas kan untuk siapa, sudah ya jangan tanya lagi, hihi.
Surabaya,
17 Mei 2014