Being a wife and having a husband
Menikah denganmu, menetapkan cinta,
melintasi perjalanan usia. ~Kahitna
Miracle. Ajaib. Barangkali, itulah kata
yang paling pas pertama yang mewakili hidup setelah ijab qabul. Kata agak
pas-nya atau nyaris pas-nya adalah barangkali Daydreaming. Lamunan.
Mimpi siang bolong. Kayak enggak nyata. Hihihi. Ini terlihat sedikit sinetron,
tapi memang seperti itulah.
Hari ini usia pernikahan kami tepat
4 bulan. Dan masih sering si kakak bangun tidur siang tiba-tiba nyubit pipi
sambil bilang “Jujur saja, kamu palsu atau nyata.” Hihihi
Barangkali jika ini memang mimpi
atau kami tersesat di dunia mimpi. Rasanya tak ingin kembali ke alam nyata. Kalau
ini terdengar dramatis, akan aku coba jelaskan agar terdengar kisah alam nyata:
Pernikahan kami bukan buah dari
sebuah perjalanan pacaran seperti kebanyakan orang. Karena itu, kami memiliki
tugas yang lebih banyak, lebih berat dan lebih menantang di awal. Banyak sekali
hal yang kami masih belum tahu satu sama lain. Dan jujur, itu adalah hal yang
menjengkelkan sekaligus sangat indah.
Di tiga bulan pertama, banyak hal
terjadi. Perbedaan-perbedaan kecil yang awalnya nggak kelihatan dan nggak
kepikiran buat nanya waktu ta’aruf bermunculan hehehe. Sekali lagi, itu
menjengkelkan sekaligus sangat indah juga lucu. Seperti cara melipat baju ,
memilih sandal jepit yang enak dipake, pilih sikat gigi yang pake helm atau
enggak, pake sabun cair apa batang, kalo njemur baju tuh mestinya gimana, dan
buanyak sekali hal lain.
Yang saya sebutkan di atas
sepertinya sepele. Tapi membutuhkan pengertian, kesabaran, kerelaan, kemauan
hehehe untuk menerima. Misalnya nih, sekedar contoh merek sebuah sikat gigi
lagi promo kalo beli sepaket (isi 3 lebih murah). Udah dibeliin dibawa pulang,
suami nggak mau make karena sikat gigi nggak pake helm. Ahahahaha langsung
manyun nggak tuh bibir kita kira-kira? Akhirnya suami ngalah mau pake setelah
sang istri berargumen yang cukup panjang dengan kalimat yang penuh diplomasi
bahwa nggak usah terpengaruh iklan merek tertentu buat sikat gigi harus pake
helm :D :D
Bagi saya, menikah adalah tentang
merelakan. Merelakan yang milikku dan milikimu menjadi milik kita. Merelakan
waktu main bareng teman terpotong dengan waktu keluarga. Merelakan cepat-cepat
pulang kerja agar bisa makan bareng suami. Merelakan mencuci baju dua kali
lebih banyak dari biasanya. Merelakan diri kalo ada yang bisa bantuin buat
setrika baju, jemur baju, lipat baju. Merelakan kalo ada yang ngajak
jalan-jalan pas weekend. Merelakan ada yang repot beliin ini itu pas kita sakit
pilek. Dan merelakan merelakan yang lain.
Bagi saya. Menikah adalah hal paling
ajaib sejauh ini yang pernah terjadi dalam hidup saya. Bagaimana seseorang yang
mungkin bagi orang lain biasa saja itu bisa menyedot banyak sekali perhatian
saya. Bagaimana saya jadi nggak jadi nafsu makan di tempat kerja kalo suami pas
di rumah. Bagaimana saya jadi nggak bisa tidur kalo nggak dipeluk suami hihihi.
Menikah adalah menetapkan cinta. Dan cinta bukan hanya berdiri untuk sisi-sisi
indah pasangan kita, cinta itu berdiri apa pun pasangan kita. I love you no
matter what.
Blitar 14 September 2015