Dan
sebenarnya saya tidak mempunyai niatan merayakan New Year. Apalah daya,
tumpukan tugas itu ternyata berhasil merayuku untuk merayakan pergantian tahun
dengan mereka. Mereka, mereka itu dua mata kuliah yang sering membuat uring –uringan
saya dan teman – teman saya di kelas. Psikologi Eksperimen dan Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Sebenarnya tugas – tugas itu bisa saja selesai lebih
awal. Jika nih, jika saya tak pulang kampung dan menghabiskan masa minggu ‘tenang’
di Surabaya. Jika nih, jika saya tidak bepergian alias melancong bersama
keluarga saya ke Ngawi dan Kediri. Jika nih, Jika tidak keluar dengan kakak,
tidak jalan – jalan dengan Nita, tidak pergi bareng Ayin. Hahaha banyak alasan,
bilang saja malas. Ah nggak kok. Saya sudah mencicil dari awal, dasarnya aja
tugasnya banyak --- berhentilah mencari kambing hitam futri -.-“ ---
Dan sekarang
saya tidak mengerti, saya menikmati malam di depan Sammy –samsung netbook saya—detik
ini menunjukkan pukul 02.10. Wah sudah malam juga. Beberapa jam yang lalu masih
2012 dan sekarang, mau tidak mau saya tidak boleh lupa mengganti angka 12
menjadi angka 13 di setiap cacatan saya. Walau pun saya tidak pernah diajari
keluarga saya untuk mengucapkan “Happy New Year” ketika pergantian tahun. New
year’s Eve benar – benar berisik diluar dan biarlah mari biar saya lambaikan tangan pada
angka 12. Angka 13 terlihat lebih memesona sepertinya.
Tahun baru
masehi memang bukan tahun baru agama saya. Tapi berdoa di awal tahun ini tidak
ada mudharatnya. Saya berharap saya lebih Rajin beribadahnya ke Allah. Saya
lebih sering membuat bangga Ibuk dan Abi. Saya tidak mudah ribut – ribut tidak
penting dengan adik – adik saya. Saya lebih mampu mengemban amanah yang
ditimpakan kepada saya –terutama MY club—Saya lebih rajin menulis, membaca,
berinfaq,hafalan, bersilaturrahmi. Saya lebih tinggi lagi badannya –hehe--.
Saya lebih rajin makan siang –yang awalnya sering lupa—karena itu penting. Saya
lebih mampu menjaga hati saya –yang masih sering bandel-- . Saya mampu menjadi
contoh yang baik bagi adik – adik baik di asrama maupun di rumah. Saya mampu menjadi mahasiswa yang baik. Saya harus
mampu mendapat beasiswa yang tertunda itu. Ahh…apa lagi ya. Ada yang nyeletuk
kalau tentang jodoh bagaimana? –siapa juga yang nyeletuk—“jangan datang dulu pak calon
suami, saya belum siap, saya masih jelek. saya belum bisa dandan dengan baik :D
, masakan saya terkadang masih asin.” kalimat terkhir cuman intermezzo ya ;D.
Dan saya
benar – benar belum mengantuk. Bagaimana ini, oh good day cappucino. Benar –
benar. Saya sepertinya harus mengucapkan salam pada tugas yang harus saya garap
besok, “Hi Psikodiagnostic III, be nice ya.”
bismikallahumma
nada`u. fi ghuduwiw wa rawah. laka minna kullu hamdin. fi masaiw wa sobah. hablana
minka roshadah. wahdiina subulasolah. inna taqwa allahi nurun. wa toriqul lil
falah